30. Dinner

6.3K 917 110
                                    

⚠️TYPO DAN SALAH KATA TOLONG TANDAI
belum direvisi, maaf ada salah penulisan kata/tanda baca serta dialog tag yang kurang tepat.

Chapter kemarin tembus 400 vote! Kecee abiez kalian! Yo lebihin lagi😻

Chapter kemarin tembus 400 vote! Kecee abiez kalian! Yo lebihin lagi😻

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pembicaraan kedua orang itu berlanjut. Banyak keluh kesah yang di alami masing-masing mereka selama 6 tahun berjalan. Mencoba membangun kembali hubungan ayah anak setelah lama tak bertemu.

"Aku pengen tidur ditemenin sama Papa, boleh gak?" tanya gadis itu ragu.

Arsen tersenyum mendengarnya. "Boleh dong, apasih yang enggak buat anak Papa yang paling cantik ini!"

"Iya lah aku anak Papa yang paling cantik. Kan aku satu-satunya cewek," cibirnya dibalas tawa lelaki itu.

"Iya-iya. Tidur, sini," ucapnya menepuk pelan ranjang yang diduduki mereka.

Gadis itu kembali berbaring, mengatur posisinya agar nyaman. Kemudian, menyuruh sang ayah berbaring di sebelahnya.

Arsen menuruti. Memposisikan badan menghadap anaknya, menikmati wajah imut anak itu ketika tertidur. Dia merasa dejavu. Dulu, Renia juga sering meminta dia menemaninya ketika gadis itu tidur. Saat itu, dia masih menjadi seorang bocah SD yang manja.

"Bobo, ya... Papa di sini, " gumamnya menenangkan. Kata ini juga menjadi ucapannya dulu ketika Renia memintanya menemani gadis cilik itu tidur. Sekarang, kata itu bisa terucap dari mulutnya lagi.

Tak lama, lelaki itu menutup matanya dengan nafas teratur. Menyusul putrinya berkelana di alam mimpi.

Guratan lelah dan sedih tak ada lagi di wajahnya. Hanya ada raut tenang karena sang anak mau memaafkan dan menerima dirinya lagi.

•••

Tok tok..

"Renia? Temen-temen kamu nungguin nih... Mama masuk ya."

Pintu perlahan terbuka, masuklah Seana yang diikuti teman-teman gadis itu. Sudah satu setengah jam berlalu. Teman-temannya bahkan sudah selesai makan di lantai bawah, tapi tak ada tanda-tanda dari dalam kamar anaknya.

Pemandangan yang terpampang di depannya saat ini, membuatnya terhenti. Juga para remaja yang mengekor di belakang pun sontak berhenti sambil mengintip ke arah depan.

Pemandangan ayah dan anak yang sedang tidur membuat mereka berhenti lalu mengamati.

Syukurlah, mereka kembali seperti dulu, ujar Seana dalam hati.

Seana membuka ponselnya lalu mengarahkan kamera ke tempat mereka berbaring. Satu foto berhasil diabadikan.

"Renia pasti seneng banget ya, Tan? Bisa baikan sama papanya." Reylan membuka suaranya setelah melihat apa yang ada di depannya.

SELF LOVEWhere stories live. Discover now