35. Pdkt

5.4K 682 30
                                    

⚠️Belum direvisi. Tandai jika ada typo, etc.

WARNING!

Cerita ini dibuat dengan latar tanpa adanya 'virus corona'.

Jadi, dalam cerita ini, tidak ada masa pandemi dan virus corona. Latarnya normal seperti tahun-tahun sebelum 2020 di dunia nyata!

Jika ada adegan keramaian, dsb yg menyangkut orang banyak, jangan protes 'jaga jarak, social distancing, corona' ya bestie.Mereka gak tau menau tentang coronces krn masa coronces emg gak ada di cerita ini.

Sekian dari author kece😻🙏

Empat orang yang terdiri dari dua paruh baya dan dua remaja, sedang hening sambil mengeser-geser iPad dengan gusar untuk menentukan desain apa yang ingin mereka pakai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Empat orang yang terdiri dari dua paruh baya dan dua remaja, sedang hening sambil mengeser-geser iPad dengan gusar untuk menentukan desain apa yang ingin mereka pakai.

Vano yang ditelepon mendadak, segera mendatangi rumah gadis yang semalam baru saja berubah status menjadi pacarnya.

Ketika membunyikan bel di pintu mansion, tangannya langsung ditarik setelah pintu dibuka cepat. Di sini lah dia berada, ruang keluarga.

Tidak mengerti dengan kegiatan calon mertuanya, yang sedang menggulir benda persegi panjang itu sesekali berdecak.

"Emm, Om, kenapa Vano dipanggil ke sini?" Dia memberanikan diri untuk bertanya. Menurut peribahasa, malu bertanya sesat di jalan, iya kan?

"Mau saya akuin sebagai calon mantu, kan?"

Vano terduduk tegak. "Mau dong!"

"Hm, yaudah, kamu bantu-bantu apa kek, cari ide atau apa gitu. Om perlu banget ini," desah frustasi Albert.

"Bantu ide apa, Om?"

Albert meletakkan iPad berwarna abu miliknya di atas meja kemudian menghadap ke arah Vano, menunjukan beberapa desain yang disarankan event organizer

"Ini dulu deh. Undangan yang bagus yang mana kira-kira? Semuanya bagus, jadi bingung mau apa."

Vano mulai menggerakan jarinya men-scroll layar kaca di depannya. Sesekali mengerutkan dahi dan mengembungkan pipinya berpikir.

"Temanya apa Om, Tan?"

"Mau mix black and gold. Putih juga bisa sih," jawab Albert sambil menatap istrinya—Agnes. Wanita itu membalas dengan mengangguk.

"Hm, ini bagus Om. Sesuai juga, sama warna tema yang Om sama Tante mau," ujarnya menujukan gambar undangan yang menurutnya cocok dan bagus.

 Sesuai juga, sama warna tema yang Om sama Tante mau," ujarnya menujukan gambar undangan yang menurutnya cocok dan bagus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SELF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang