50. Unexpected

3.2K 551 103
                                    

⚠️Tandai jika ada typo, etc

Sebelum membaca, vote dulu ya. Thankies!

Faktanya, kami masih mencintai orang yang telah kami khianati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Faktanya, kami masih mencintai orang yang telah kami khianati. Dan itu membuat kami tersesat dalam permainan yang kami ciptakan sendiri.

***

Hari yang ditakutkan Renia sudah ada di depan mata. Mamanya akan menikah dengan Aran. Renia terpaksa belajar menerima keputusan mamanya karena tidak ingin egois. Namun, hati kecilnya merasa tidak tenang dengan semua ini.

Make up tipis dan gaun mewah yang membalut dirinya tak sama sekali membuat gadis itu bahagia. Raut datarnya tetap sangat kentara. Juga, sampai saat ini Arsen belum mengetahui pernikahan tiba-tiba mamanya.

Kalian sudah pasti tau alasannya. Pria paruh baya itu pasti tidak akan bisa mengendalikan diri dan merusak semua yang ada di sekitarnya. Oh God, kenapa dia ditempatkan di posisi yang sulit seperti ini. Disatu sisi, Renia senang jika ibunya akan bahagia sebentar lagi namun di sisi lain, dia merasa bersalah pada papanya. Arsen pasti akan hancur.

Kondisi yang rumit, dimana kamu harus memilih salah satu, di pihak ayah atau ibumu.

"Ren, ayo turun, kita harus nganter mama sampe ke pelaminannya," sahut Renio sambil membuka pintu, menatap iba adiknya. Perasaan Renia tak bisa disembunyikan, dia tau gadis itu keberatan.

"Huhhhh!" Renia menarik nafas dalam lalu membuangnya kasar sembari bangkit berdiri.

Kedua kakak beradik itu menghampiri ruang pengantin dahulu. Menyembulkan kepalanya, lalu melihat sang mama yang sedang dirias. Seana sangat cantik dengan senyuman manisnya.

"Ma?" panggil Renio.

Seana menoleh lalu tersenyum kembali. "Sini, sayang-sayangnya Mama..."

Wanita itu mengusap masing-masing lengan anak-anaknya. "Kalian tampan dan cantik!"

"Mama juga cantik banget. Kayak umur 20an," kekeh Renia.

"Ah bisa aja kamu!" balas Seana malu.

Terdiam sesaat. Namun celetukan Renia membuat Seana bingung ingin bereaksi seperti apa.

"Mama bahagia dengan semua ini?"

"Y-ya, tentu Mama bahagia. Sebentar lagi, Mama bisa mengabulkan keinginan kalian untuk memiliki keluarga yang utuh dan tidak tercerai-berai," jawab Seana.

Renia sudah mendapat jawabannya. Jika Seana memang merasa bahagia, dia bisa apa? Tidak ada. Dia tidak ingin menghancurkan kebahagiaan ibunya.

"Ah baiklah. Semoga pilihan Mama kali ini tepat."

Percakapan mereka terhenti saat ada yang tiba-tiba-tiba memasuki ruangan membuat Renio, Renia, Seana, bahkan MUA sama-sama terkejut.

"Nyonya, Anda harus segera bersiap turun. Prosesi pengucapan janji pernikahan akan segera berlangsung 10 menit lagi," ujar orang tersebut.

SELF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang