⚪11⚪

1.1K 267 97
                                    

"Kau bisa kembali ke istana terlebih dahulu." Bukan sebuah permintaan, ada nada tegas yang memerintah di sana.

Sunghoon melirik Jiyeon, terlihat santai tanpa terintimidasi oleh pria di hadapannya. Tanpa diutarakan pun, Sunghoon bisa merasakan emosi yang ditahan si Duke tampan. Namun kenapa pria itu marah? Sangat aneh rasanya jika itu hanya masalah Sunghoon yang membawa Jiyeon tak begitu jauh dari istana. Lagipula, Jiyeon aman dalam pengawasannya.

"Aku akan pulang bersama Sir Sunghoon," kata Jiyeon sambil membuang wajahnya dari tatapan tajam Taehyung.

"Tidak, kau pulang denganku, kita harus bicara."

Jiyeon kembali menoleh pada Taehyung yang masih memaku tatapannya. Tatapan penuh angkara dan keinginan untuk melakukan hal yang masih ditahan pria itu. Lalu pandangannya beralih pada Sunghoon yang masih menunggu keputusan dari Jiyeon.

"Aku akan menyusul."

Mendengar itu, Sunghoon mengangguk dan menghilang dari hadapan keduanya. Ia juga melihat kuda hitam milik Taehyung yang di ikat tak jauh dari kuda putihnya. Pikirannya masih berkelana, ada hubungan apa di antara keduanya. Tapi ini juga bukan ranahnya, ia masih harus terus mengingatkan diri di mana batasannya.

"Kenapa kau tidak memberitahuku terlebih dahulu sebelum pergi bersama Sunghoon?" Tuntut Taehyung begitu pria yang lebih muda lenyap dari pandangan.

"Kenapa aku harus, Duke? Anda hanya bertanggungjawab terhadap sesi latihanku saja, jadi di luar dari itu, saya tidak membutuh izin dari Anda."

Rahang Taehyung mengeras, ia mendengus dan semakin mendekati Jiyeon yang kini mulai memasang gesture waspada. Dua kepalan tangan kecil bersembunyi di balik punggungnya.

"Sepertinya aku harus mengingatkanmu tentang recana awal kita, Sayang. Karena semakin lama kau semakin membuatku ingin mempercapat rencana ini dari waktu yang sudah ditentukan."

"Rencana apa yang Anda maksud, Duke?" Ada kegugupan yang ia tutupi dengan sikap santainya.

Taehyung tersenyum sinis, pria itu sedikit memiringkan kepalanya dan menatap Jiyeon semakin intens.

"Kau benar-benar melupakannya atau sengaja memancingku untuk mencumbumu di sini, huh?" Wajah pria itu semakin dekat hingga sapuan napas Taehyung yang beraroma teh hijau itu terasa hangat menyusuri permukaan ranum Jiyeon. "Hentikan sikap pembangkangmu ini sebelum aku nekat dan memberitahu semua orang tentang hubungan kita."

"Hubungan kita? Maaf, Duke Xavierian. Anda terlalu jauh—"

"Aku tidak main-main, Jiyeon. Jungkook sudah pergi, dan kau tahu apa yang selanjutnya kita singkirkan. Tetap sesuai dengan rencana awal kita."

Taehyung menegakkan kembali tubuhnya dan tangan besar itu menjangkau tubuh kecil Jiyeon untuk dirangkul. Memakasa gadis itu mengiringi langkahnya menuju kuda hitamnya.

"Kau rupanya?" Jiyeon tidak lagi memperdulikan formalitas pada pria di sampingnya ini. Kakinya berhenti, membuat Taehyung juga menghentikan langkahnya. "Kau yang sudah meracuni Jungkook, bukan?" tuduhnya.

Taehyung tidak terlihat terkejut dengan tuduhan yang dilayangkan Jiyeon. Pria itu malah mengedikkan bahunya acuh sembari berujar, "Siapa pun pelakunya, yang jelas kita harus berterima kasih padanya, Sayang. Itu memudahkan jalan kita."

Gadis itu semakin tidak mengerti, banyak hal yang ingin ia pastikan, dan Taehyung sebagai tersangka utama pun harus mendapat perhatian lebih penuh lagi. Ia tidak akan membiarkan si brengsek yang sudah meracuni Jungkook hidup tenang sementara nyawanya sendiri terancam saat ini.

Verticordious✔Where stories live. Discover now