SELEMBUT KAPAS, HALUS BAGAI TISU

50 23 8
                                    

Assalammualaikum cahayaMu, siang ini cuacanya meredup antara panas dan mendung mesra kata khalayak 🙂

Kisah ini bermula saat kulihat ada seorang pemuda pemudi yang bertengkar di pinggir jalan, entah kenapa membuatku terinspirasi dengan kejadian tersebut.

Dia (Bradya) seorang pegawai swasta, berada pada posisi jabatan sebagai Manager Cabang. Namun, ternyata pesan yang pernah disampaikan almarhum kakek Bradya hanya dianggap angin belaka. Pesannya merupakan wejangan mujarab menurut calon istrinya (Naima), karena pesannya disampaikan almarhum kakek Bradya di depan pasangan itu. Pesannya "kamu harus ingat bahwa dalam hidup hal paling berbahaya itu ada tiga; harta, tahta, wanita."

Wanita ..., hal itu membuat Naima selalu terngiang. Tetapi Bradya hanya ibarat keluar masuk telinga saja, dengan apa yang telah disampaikan almarhum kakek Bradya. Tanpa pernah menghiraukan pesan tersebut, malah justru dengan posisinya sebagai Manager, kerap membohongi Naima. Dibelakang Naima, si Bradya sering mengajak beberapa wanita untuk menemaninya makan siang.

Sampai akhirnya, ada yang tahu dari salah satu teman Naima, mencoba memvideo diam-diam perilaku calon suaminya. Selama ini Naima mencoba menerima keberadaan dan membuka hati untuk calon suaminya, karena almarhum kakeknya Bradya merasa hutang budi pada orangtua Naima.

Saat Naima kecil, orangtuanya pernah menolong almarhum kakek Bradya dari sebuah kecelakaan di pintu perlintasan kereta api, karena almarhum kakek Bradya ketika itu dijebak oleh rekan kerjanya. Hal itu yang membuat bahwa hanya dengan perjodohan, maka almarhum kakek Bradya merasa hutang budi dapat terbayar. Padahal orangtua Naima menolong dengan ikhlas tanpa mengharap apapun, ketika itu Bradya mengiyakan permintaan almarhum kakeknya tanpa protes.

Tetapi, realita yang harus dilihat Naima tidak seperti apa yang ada pada bayangannya. Dalam angan Naima, seorang Bradya merupakan lelaki baik dan setia seperti apa yang telah diceritakan almarhum kakkeknya saat itu. Semua yang dilihat Naima, saat menerima sebuah video yang masuk, merupakan kenyataan pedih yang tak pernah terlintas dalam bayangannya sekalipun.

Hingga Naima terbersit, untuk menyudahi perjodohan ini. Tetapi, kembali lagi kalau hutang ayah Naima telah dilunasi oleh almarhum kakek Bradya. Meski jumlah itu bagiku yang kini telah memiliki penghasilan sendiri, merupakan nominal tidak banyak. Tetapi pengorbanan yang diberikan almarhum kakeknya, mengurungkan niat Naima.

Hingga akhirnya, pada 8 Februari 2004 Bradya mengajak Naima pergi makan. Saat itu dengan kecerdikan Naima, membuat Bradya tak sadar bahwa rencana buruknya, yang hendak merenggut mahkota Naima sebelum adanya pernikahan telah dihalau oleh jalan Allah SWT.

Kegigihan Naima yang selalu melibatkan Allah SWT, membuatnya berada dalam perlindungan Allah SWT kapanpun dan dimanapun itu. Sampai, saat itu fihak restoran yang diajak kerjasama oleh Bradya hanya mengiyakan saja  permintaan nya tapi dengan memberikan uang itu pada Naima. Akhirnya, Naima menjelaskan secara detail bahwa apa yang direncanakan Bradya telah diketahui Naima semuanya, dan uang yang diberikan pada pelayan rumah makan itu dikembalikan beserta dengan uang yang telah diberikan almarhum kakeknya untuk membantu ayah Naima.

Sebulan setelah kejadian di rumah makan,  Naima mendengar kabar bahwa Bradya terjerat kasus korupsi, dimana kasus itu merupakan ulah sekretaris nya dengan asisten managernya. Perilaku yang diberikan pada Naima, dibalas Allah SWT beberapa kali lebih pedih dari apa yang pernah kita duga. Selama lima tahun Bradya harus menjalani hukuman, karena sekretaris dan asisten managernya mengalami kecelakaan parah hingga meninggal.

Peristiwa diatas merupakan pelajaran yang berharga, bahwa apa yang ada dihadapan kita hanya titipan. Maka harus pandai-pandai kita menjaganya, dan Naima akhirnya faham akan pesan yang disampaikan almarhum kakek Bradya. Semua hal ini, wanita itu lembut seperti kapas, juga halus seperti tisu. Bila hatinya tidak dilukai dengan tajam, maka bisa ataupun balasan yang diterima lelaki siapapun dan manapun tidak akan sepedih perlakuannya. Karena seorang wanita, sama hal nya dengan ibumu sendiri.

Mari kita lanjut belajar dengan cerita lain lagi esok ya..🙂🙂

CAHAYA KEHIDUPANWhere stories live. Discover now