IRAMA BERACUN

51 21 5
                                    

Assalammualaikum cahayaMu, alhamdulillah pagi ini lebih bersinar. Kita langsung saja ya, berbagi kisah yang dapat menjadi inspirasi untuk diri saya, dan semuanya.

Hari itu, minggu Februari 1990. Bersamaan dengan lahirnya adik sepupuku, ada sebuah peristiwa yang membuatku teringat hingga hari ini. Peristiwa terjadi pada sebuah perkotaan yang masih kecil saat itu, sekarang telah menjadi salah satu kota yang sering dikunjungi wisatawan lokal dari seluruh Indonesia.

Saat itu, percakapan yang terjadi di rumah sakit antara seorang pasien dengan dokter (Bintoro), dan keluarga pasien (Rista) juga berada dalam forum percakapan.
"Dokter, bagaimana kondisi anak saya ini?" ibunya Rista mengucapkan dengan wajah memelas pada dokter Bintoro, karena melihat kondisi anaknya yang memburuk.
"Kami akan mengusahakan yang terbaik, namun semua hasilnya kembali yang memutuskan Allah SWT," jawab dokter Bintoro pada ibunya Rista.

Sembari menuju mushola rumah sakit setelah percakapan dengan dokter Bintoro, ibunya Rista bertabrakan dengan seorang pemuda (Alex).
"Mengapa terburu-buru? Anak muda ini mau kemana?" Tanya ibunya Rista pada Alex.
"Saya saya saya," jawab Alex dengan terbata-bata dan mengambil napas.
"Ambil nafas dulu, lalu katakan adik ini telah melakukan apa? Sampai berlarian seperti ini," ibunya Rista melantunkan pertanyaan kembali pada Alex.
"Saya tidak melakukan apa-apa bu, saya hanya meminjam raga ini untuk berpamitan dengan keluarga saya, ternyata raga ini milik seorang pencuri yang berstatus DPO," jawab Alex menjelaskan secara rinci pada ibunya Rista.
"Oya bu, anak ibu sakit kan? Saran saya ibu mencoba memaafkan kondisi keluarga ibu, dengan begitu pasti kondisi anak ibu menjadi kembali pulih seperti sediakala," Alex menjelaskan pada ibunya Rista.
"Memangnya nak Alex ini siapa sebenarnya? Darimana tahu kalau anak saya sakit? Kita tidak saling mengenal," jawab kembali oleh ibunya Rista.
"Saya salah satu teman anak ibu, saat dibangku Sekolah Menengah Atas. Hanya saja saya belum pernah sampai bertemu dengan ibu, karena mengalami kecelakaan saat akan berangkat kegiatan sekolah diluar kota, dan koma hingga hari ini. Karena tubuh saya sudah tidak dapat menopang alat bantu lagi, maka saya harus segera berpamitan dengan keluarga saya, dan malah bertemu ibu di sini," penjelasan dari Alex pada ibunya Rista.
"Pantas saja, aroma badan nak Alex beda dengan aroma tubuh manusia normal," tutur ibunya Rista pada Alex.
"Jadi ibu bisa mengetahui melalui aroma?" Tanya Alex pada ibunya Rista.
"Ya," jawab ibunya Rista mengakhiri percakapan mereka.

Akhirnya, Alex pergi untuk segera menyelesaikan tugas terakhirnya, dan ibunya Rista melanjutkan ke mushola untuk sholat. Disaat ibunya Rista akan menunaikan sholat, masih rakaat pertama. Ada suster yang memanggil, bahwa kondisi Rista kembali kritis. Namun, ibunya Rista tetap mengerjakan sholat tanpa menghiraukan siapapun dan apapun disekelilingnya. Hingga sholatnya selesai, dan memanjatkan doa dengan khusyuk. Akhirnya, selang 3 menit ibunya Rista masih memanjatkan doa, ada suster berteriak kembali untuk mengabari kondisi Rista kalau sekarang sudah benar-benar stabil.

Ibunya Rista mengingat pesan yang disampaikan Alex tadi, karena ibunya masih memiliki ganjalan akan kesalahan kakaknya Rista, yang menyebabkan ayah Rista meninggal dunia secara tidak wajar. Karena kakaknya Rista melakukan semacam kegiatan spiritual yang melibatkan keluarga sebagai tumbalnya, dan ibunya menyumpahi kakaknya Rista kalau 'kau tidak akan tenang meski telah mati'. Dan, kemungkin hal itu yang membuat ibunya Rista tidak juga memaafkan kesalahan kakaknya Rista. Hingga Rista merasa semua ini menjadi beban buatnya, karena selalu disudutkan oleh bayang-bayang kakaknya yang telah almarhum bersamaan lima jam kemudian setelah ayahnya Rista meninggal dunia.

Alhamdulillah ... nak, kamu sudah sadar dan memberi hasil yang benar-benar tidak ibu sangka perubahannya, hingga wajahmu berseri lagi Rista.
"Maafkan ibu ya selama ini sudah membuatmu ada dikondisi seperti ini," ibunya (memeluk Rista dengan tangisan yang dalam) sembari menegaskan pada Rista.

Rista melepas pelukan ibunya, dengan menghapus air mata di pipi ibunya.
"Rista gak apa-apa bu, bisa kan ibu belajar ikhlas  akan kondisi ayah dan kakak?" Menjawab dan bertanya pada ibunya.
"Ya nak, ibu akan belajar," jawab ibunya ke Rista dengan nada masih menangis.

Perawat masuk, dan mengatakan berita dari dokter Bintoro kalau besok Rista sudah boleh pulang.
"Alhamdulillah, setelah tiga tahun kondisimu seperti ini nak, akhirnya sekarang sudah bisa kita kembali bersama melakukan berbagai kegiatan lagi mulai besok di rumah," jelas ibunya pada Rista.

Sekian cerita yang dapat saya sampaikan, bahwa kehidupan di dunia ini kita hanya harus menjalani semuanya dengan penuh ikhlas tanpa dendam. Karena dendam atau apa yang kita lantunkan kepada siapapun itu, dapat menjadi sesuatu yang buruk nantinya untuk kita melalui roda kehidupan ini ....

CAHAYA KEHIDUPANWhere stories live. Discover now