LABUHAN MEMPESONA

12 3 0
                                    

Assalammualaikum warahmatullah wabarakatuh aroma subuh, kutergeliat aroma petrichor semalam. Karena kesegarannya berbeda seperti biasanya, semalam tanpa debu, dan tanpa petir menyambar. Entah sejak kapan aku suka pada aroma hujan, padahal saat terkena hujan sedikit saja sudah demam bukan main.

Kau beri keindahan pelangi saat selesai
Cerahnya pelangi membawa kedamaian
Eloknya memberi kehangatan
Rasa damai saat aromanya turun

Biar semua menjadi saksi
Akan indahnya kilaumu
Meski dunia hanya sementara
Kutetap bahagia mencium aromanya

Dalam renunganku saat mencium aroma petrichor semalam, diriku teringat pada seorang teman yang mencoba mengetuk relung hatiku. Tanpa lelah, dirinya selalu berusaha meyakinkanku kalau dia memang layak untuk menjadi imamku. Padahal dia tahu dengan pasti, kalau aku mempunyai standar tinggi dalam menjatuhkan pilihan mengenai calon imamku kelak.

Semua itu kulakukan agar kisah yang pernah terjadi pada bunda tidak terulang padaku, aku hanya tidak ingin bakal calon anak-anak nantinya akan ikut merasakan pedih yang serupa dengan apa yang pernah kurasakan. Materi bukan jaminan seorang calon imam itu memiliki nilai A, tetapi iman lah yang utama dalam memilih juga menilai untuk seorang calon imam yang berkualitas.

Mungkin itu sebabnya saat aku mengenal siapapun yang pertama kali kupandang sorot mata terdalamnya, karena di sanalah letak kejujuran seorang lelaki. Sebab, apa yang diucapkan kerap menipu kita dengan realita yang ada. Aku hanya benar-benar tidak ingin ada anak-anak yang terkena dampak dari masalah orang tua mereka lebih banyak lagi.

Terlalu miris lihat kacamata dunia akan derita anak-anak yang menjadi korban berbagai macam tipu daya kesalahan orang tua mereka. Anak jendela dunia, yang kelak akan menggantikan kita menjadi penerus dalam mengarungi roda kehidupan di dunia ini. Maka kita sebagai cikal bakal yang akan membuat dunia menjadi lebih baik, hendaknya benar-benar jeli dalam memilih calon imam yang berkualitas.

Sampai akhirnya, seorang teman yang mencoba mengetuk relung hatiku mengatakan kalau dia telah siap menerima ujian apapun, termasuk pertanyaan apapun akan dijawabnya dengan kejujuran.
“Karena aku hanya ingin kau benar-benar      menjadi penyempurna agamaku” Yang diucapkannya padaku.
“Lihat hasil akhir dari perjuanganmu nanti, berserahlah pada Allah SWT, karena bila memang kita berjodoh, maka akan dipersatukan dengan cara indahnya” Dia mengangguk, menandakan faham mengenai apa yang kusampaikan.

Test pun berjalan sampai sebulan, berasa kayak mengikuti audisi sebuah ajang perhelatan untuk dunia pertelevisian. Sampai akhirnya, pada tahap pemilihan calon imam berkualitas. Dan ternyata, dia amat senang hingga tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata kalau doanya terkabul, dapat menjadi calon imam berkualitas untuknya. Setidaknya, karena pemilihan telah selesai membuatku lega, dan sujud syukur atas hasil yang telah Allah SWT berikan melalui pemilihan ini.

CAHAYA KEHIDUPANWhere stories live. Discover now