CAHAYA KEHIDUPAN

BELUT

Assalammualaikum warahmatullah wabarakatuh para khalayak, mentari hari ini bersinar dengan terangnya cahaya-Mu.

Sudut pandang khalayak mengatakan, kalau para lelaki itu licin seperti belut bila masih dibersihkan tiap akan diolah menjadi masakan.
Belut hanya sebuah perumpamaan, karena bila diibaratkan makhluq lain kurang tepat.

Tiap individu memiliki kisah hidup masing-masing, termasuk dalam pengembaraan mencari pendamping hidup. Pasti selalu ada seleksi untuk mendapatkan pendamping yang benar-benar sesuai dengan standar dari yang telah dimiliki oleh masing-masing individu tersebut.

Terkadang sering tertipu akan rupa, baik itu wanita maupun lelaki dalam memilih pendamping hidupnya. Karena pendamping yang dipilih, akan hidup bersama hingga jalan Allah SWT yang memisahkannya. Padahal bila kita semua benar-benar sadar, kehidupan yang kita jalani di dunia merupakan garis takdir yang telah ditentukan dalam lauh mahfudz.

Hanya semua kembali pada individu itu sendiri, bagaimana menyadari apa saja pertanda-pertanda (petunjuk-petunjuk) yang Allah SWT kasih tahu pada kita sebagai hambanya yang menjalani kehidupan dunia dengan cara-cara yang sesuai kehendaknya. Bila seluruh manusia menyadari segala macam petunjuk yang diberi tahu dalam berbagai hal disekelilingnya, maka akan sedikit porak poranda yang terjadi di dunia pada berbagai belahan dunia.

Termasuk dalam memilih pendamping, baik lelaki maupun wanita pasti menginginkan yang terbaik menurut-Nya. Juga yang dapat menjadi jalan penghantar pelengkap kehidupannya menuju surge-Mu, karena kami semua suatu waktu akan kembali ke sisi-Mu di saat yang berbeda-beda.