[1] Amore

5.8K 422 115
                                    

Halo, berhubung ini one shot, tolong tinggalin lebih banyak komentar dan vote yaaa. Tinggalin kesan kalian terhadap cerita ini juga. Hoho... thank you! ^^

•Amore•

Summary: When fall in love becomes the most impossible thing to do, Roseanne Park has decided to love Jung Jaehyun with her own way. In the other way, Jaehyun has settled his heart to stop loving Rose, his one and only love.

“Darkness cannot drive out darkness: only light can do that

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Darkness cannot drive out darkness: only light can do that. Hate cannot drive out hate: only love can do that.”
—Martin Luther King Jr.—

Roseanne Park membulatkan mata dengan sempurna. Sesuatu di dalam batinnya menari dengan bahagia saat berita tentang kembalinya Jung Jaehyun ke Korea mencapai telinganya kelewat cepat. Ia masih berdiri di balik pintu—sedang menguping percakapan dua orang tua di ruang makan yang dipenuhi antusiasme dan canda tawa. Aura yang terpancar dari dalam dirinya menjadi semakin cerah saat namanya dipanggil dengan jelas, berita itu baru akan diberitahukan padanya secara resmi. Itu hanya formalitas—tentu saja—dua orang tua di ruang makan megah yang dipenuhi ornamen dan perabot mahal itu tahu kalau Rose sudah menguping bahkan saat nama ‘Jung Jaehyun’ baru disebutkan.

Binar di mata Rose mengatakan kalau ia merasa sangat antusias dan tidak sabar. Perempuan muda itu tak sabar mendengar berita lain tentang Jaehyun yang sosoknya selalu terekam jelas dalam memorinya: tampan dan bersinar. Rose merindukan Jaehyun lebih daripada kemarau merindukan hujan. Kerinduan itu membuat tatapan hangatnya tertuju pada sepasang suami-istri paruh baya di hadapannya. Senyumnya mengembang lebar. Pekik antuasias masih tertahan di kerongkongan—ia sedang bersiap untuk menelannya tepat setelah mereka memberitahukan tentang waktu kedatangan Jaehyun di bandara.

“Jaehyun tidak bilang apa-apa sebelumnya. Katanya dia cuma mau pulang ke Korea karena visanya di Amerika akan habis bulan depan. Dia baru bilang beberapa jam yang lalu saat mau berangkat ke bandara,” terang pria paruh baya dengan kumis tipis itu pada Rose. Ia meneguk tehnya sebelum melanjutkan, “Mungkin dia baru sampai sembilan atau sepuluh jam lagi.”

“Sembilan atau sepuluh jam lagi,” gumam Rose mengulangi. Tatapannya sedikit turun, tampangnya kelihatan seperti orang yang sedang memikirkan sesuatu. “Apa aku boleh menjemputnya? Sudah satu tahun lebih sejak terakhir kali aku bertemu dengannya.”

Sepasang suami-istri itu saling bertatapan. Rose tidak bisa menjemput Jaehyun. Maksudnya, dia tidak bisa melakukan itu sendirian mengingat satu-satunya kendaraan yang bisa dia gerakan cuma sepeda merah muda dengan keranjang putih besar di depannya. Tapi tidak ada satupun dari mereka yang cukup tega mematahkan keinginan Rose. Mungkin gadis itu bisa pergi dengan taksi atau dengan supir pribadi meskipun dia tidak begitu suka diantar jemput seperti itu.

The Thing Between UsWhere stories live. Discover now