[5] Meet You at September

2K 260 78
                                    

Another gaje section with meh. Leave your thought on it please meskipun ini nggak jelas pake banget. Hehehe

•Meet You at September•

Summary: A not-so-care teen, Jung Jaehyun, met Roseanne Park at the third week of September. He started to grow an interest on the girl who had the warmest smile ever.

“I’ve begun to realize that you can listen to silence and learn from it

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“I’ve begun to realize that you can listen to silence and learn from it. It has a quality and a dimension all its own.”
—Chaim Potok—

Sore ini tidak hujan—pun tadi pagi. Ini membuat Jaehyun mengajukan pertanyaan, ‘Kenapa gadis ini basah kuyup?’, yang tak cukup berani ia lontarkan. Jung Jaehyun tidak mau dianggap sebagai pemuda genit yang berusaha menggaet anak SMA random seumurnya saat sedang menunggu bis di halte, tapi gadis kuncir satu tanpa poni di sampingnya benar-benar kelihatan kacau. Seragam putih tanpa blazer yang ia gunakan menewarang—menampilkan bra hitam yang sebenarnya tak ingin Jaehyun lihat. Tapi instingnya terus membawa matanya turun, mengamati gadis dengan kesadaran diri rendah itu.

Jaehyun menelan ludah. Ia menampar pipinya sendiri—mengalihkan pandangan dari gadis yang berdiri celingukan di depannya. Tangannya mengusak rambut, menimang-nimang niat yang sangat mungkin jadi keputusan paling besar dalam hidupnya. Sialan. Jaehyun ingin mengumpat. Sepanjang 17 tahun hidupnya, ia tak pernah sepeduli ini pada orang lain. Ia hanya tidak mau peduli karena itu merepotkan. Tapi, jika ia tak bertindak, gadis itu mungkin bakal menerima perlakuan yang lebih buruk dari sekadar ditatap sepasang mata jelalatan orang lewat.

“Hei,” suara Jaehyun terdengar ketus. Tapi suaranya tak sejalan dengan tindakannya. Jaehyun melepas jas hitam beludrunya, menaruhnya di atas kepala Si Gadis yang kelihatan bingung. “Bajumu basah. Itu menganggu mataku.”

Gadis itu tak menjawab, hanya mengamati Jaehyun dengan ekspresi polos. Pemuda itu kembali mengumpat dalam hati. Gadis itu sangat cantik. Wajah Jaehyun memerah—membuatnya membuang muka karena malu.

“Kau harus mengembalikan jasku,” tutur Jaehyun nyaris seperti gumaman. Ia melirik gadis itu, kemudian mengeryit karena di hanya menatapnya dan tidak mengucapkan apapun. “Kau harus mengatakan terima kasih. Aku sudah membantumu.”

Gadis itu tetap tidak bersuara. Tangannya menyentuh jas milik Jaehyun, membukanya, berniat mengembalikannya. Tapi bukan itu yang membuat Jaehyun terkejut. Gadis yang kelihatan seelok para dewi yang dilukiskan TV itu membuka mulut, tapi tidak ada kata yang terlontar, hanya sebuah ‘A’ yang tidak jelas. Jaehyun terdiam—gadis ini tunawicara. Bahkan tunarungu.

“Aku… tidak paham,” desis Jaehyun, ekspresinya kelihatan sangat bingung.

Gadis itu menggerakan jari-jemarinya, tapi Jaehyun tak paham bahasa isyarat. Ini terlalu sulit. Berkomunikasi biasa saja sudah sulit, apalagi harus berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat dengan seorang tunarungu dan tunawicara.

The Thing Between UsWhere stories live. Discover now