[13] 47 Street

1.4K 144 35
                                    

Aloha~~~

Ini obat kangen karena semalem gue mimpiin Rosé jadian sama Jaehyun kayak plis random banget gue. Oke, here you go, enjoy~

• 47 Street •

Summary: What is the hardest thing in Long Distance Relationship? He said it was commitment; I fell silent, completely fell harder for his charm.

Cast:
Rosé Park as Rosie
Jung Jaehyun as Juan

“He does something to me, that boy

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“He does something to me, that boy. Every time. It’s his only detriment. He steps on my heart. He makes me cry.”
—Markus Zusa—

Hampir nggak pernah terbayang sebelumnya kalau gue bakalan tinggal sama beberapa manusia lain di negeri yang sepenuhnya asing. Perasaan kurang nyaman dan canggung muncul terutama waktu ketemu sesama orang Indonesia—sama sekali nggak mengira kalau kami bakal tinggal di bawah atap yang sama di 47 Street. Bisa dibilang kalau dia orang terakhir yang gue temui di flat berisikan lima manusia dengan latar belakang berbeda. Kecuali dia dan gue yang sama-sama orang Indonesia, di kamar pojok ada Stephanie yang merupakan cewek asal Tanzania yang lembut dan cantik; penghuni kamar sebelahnya ada si warga lokal Christopher yang kerap kali meminta maaf karena menurutnya Britania Raya punya kesalahan sangat besar terhadap negara-negara di bagian Selatan Asia dan Afrika; lalu di ujung kanan dari pintu masuk ada Meera, si perempuan India yang kepintarannya akan bertambah tiga kali lipat tiap kali mabuk minuman beralkohol. Terakhir—mungkin harus gue sebutin juga—ada Juan yang kebetulan letak kamarnya sebelahan banget sama kamar gue.

Detik itu, menit itu, hari itu, ketika dia nawarin buat jalan ke bus stop di bawah payung yang sama, gue sama sekali nggak mengira kalau hubungan kami bakal sangat complicated. Kalau mau bersikap kekanakan, gue bakal menyalahkan semuanya ke Juan, perasaan ini muncul bukan karena gue yang mau tapi karena sikap Juan yang kelewat baik. Terus kalau mau menambahkan ‘pembelaan’, gue juga nggak akan baper kalau misalnya Juan baik sama semua orang, kayak ngasih perlakuan yang merata gitu sama semua penduduk flat. Masalahnya, dia nggak kayak gitu. Juan bahkan punya julukan tersendiri buat gue: Rosiepoo Rosieku. Maksudnya apa coba? Dia nggak pernah tuh ngasih julukan tertentu sama Meera atau Steph, bahkan sama Chris yang sering dia ajak ngegym bareng. Oke, mungkin karena kami sama-sama dari Indonesia dan Juan juga bukan tipe yang terlalu aktif di perkumpulan pelajar Indonesia, selalu bilang males dan lelah bersosialisasi, makanya dia semacam mencari ‘teman’ atau kakak yang bisa diandalkan.

Iya, gue lebih tua setahun dari Juan, dia yang paling muda di flat kami. Tapi karena gue orangnya imut, orang-orang lebih suka ngasih perlakuan manis mereka ke gue alih-alih sama Juan, dan Chris selalu jadi yang paling ekspresif bahkan sampe sering meluk segala. Bukan pelukan karena ada unsur suka yang romantis gitu, tapi lebih kayak pelukan ke adik kecil aja karena kata dia gue mungil banget. Padahal gue sedikit lebih tinggi dari Meera dan cuma dua senti di bawah Steph, tapi mungkin karena pembawaan gue yang lebih lucu, Chris yang punya tinggi 1.93 meter itu emang lebih suka ngeunyel gue kayak ke kucing aja gitu. Bahkan Meera dan Steph juga selalu bilang gue lucu; Juan cuma pernah bilang gue lucu sekali waktu gue potong rambut pendek sepundak enam bulan lalu. Dia bilang gitu di dapur sambil tersenyum lebar dengan mata yang berbinar dari balik kacamata mahalnya. Juan cuma pakai barang mahal; gue langsung paham setelah tahu kalau dia dari keluarga tajir melintir. Kayak pantes aja dia bisa ngabisin lebih dari seratus pounds cuma buat minum bareng temen-temennya dan dia juga nggak pernah punya kesulitan ekonomi apapun.

The Thing Between UsWhere stories live. Discover now