MDB - 1 🏁

116K 7K 1K
                                    

Hello🦋

𝖍𝖆𝖕𝖕𝖞 𝖗𝖊𝖆𝖉𝖎𝖓𝖌

•••

Kiara melenguh saat merasa nyeri pada tubuh bagian bawahnya, ia membuka matanya sempurna saat melihat tubuhnya yang telanjang bulat tertutupi selimut tebal.

Matanya memanas, ada apa dengan dirinya? Kenapa bisa ada disini, kini hidupnya sudah hancur, masa depannya sudah hancur, cita-citanya pun kini sudah tidak akan bisa ia capai sekarang.

Ia baru saja melakukan suatu hal yang benar-benar akan membuat kedua orang tuanya akan kecewa kepada putri semata wayang mereka, tangan mungilnya meremas selimut tebal itu dengan kencang.

Air matanya perlahan luruh dan mengalir dengan bebas dipipi mulusnya, bahkan isakannya pun mulai terdengar.

"Maafin Kiara.." lirihnya takut, ia semakin mengeratkan selimut tebal itu untuk menutupi tubuh polosnya yang tanpa sehelai benang pun menutupinya kecuali selimut tebal itu.

Isakannya semakin kencang hingga membuat lelaki yang sedang tidur dengan tenang kini harus terbangun karena isakan gadis disampingnya.

Ia mengucek matanya perlahan mencoba beradaptasi dengan cuaca yang dingin serta hujan ini. Ia menatap tubuhnya, dan apa ini! Ia bertelanjang dada, ralat ia tidak memakai pakaian sama sekali.

Kemudian menoleh menatap perempuan yang sedang menangis tersedu, ada apa ini? Ia benar-benar tidak ingat dengan kejadian semalam.

Tubuhnya bergetar, apa yang barusan ia lakukan pada perempuan disampingnya?

Hingga matanya tak sengaja melihat bercak merah di sprei putih ranjang ini, ia mulai paham. Ia baru saja melakukan hal itu kepada perempuan disampingnya, tapi bagaimana bisa?

Ia kembali menatap perempuan disampingnya yang masih menangis, ia tau siapa perempuan disampingnya, ini adalah Kiara.

Perempuan yang menjadi bahan taruhan dirinya dengan musuhnya, tapi apa setelah kejadian ini dirinya benar-benar meninggalkan Kiara saat hari ulang tahun gadis itu?

Rasanya tidak mungkin dan tidak akan pernah, bagaimana kalau Kiara hamil anaknya? Ia tidak bisa membiarkan anaknya nanti lahir tanpa seorang Ayah.

Ia mencoba bangun kemudian memakai celananya dengan cepat tanpa memakai baju, kemudian berjalan mengitari ranjang hingga kini ia berjongkok dihadapan Kiara yang masih menangis.

"Hei, jangan nangis" ujar Axel lembut meraih tangan mungil Kiara untuk ia genggam, ia bersimpuh didepan Kiara mencoba untuk meminta maaf.

Kiara menepis tangan itu kemudian menamparnya dengan kasar hingga membuat kepala Axel menoleh kesamping dengan kencang.

"Gue benci sama lo!" Sentak Kiara kembali menangis dengan keras, ia menjambak rambutnya dengan kencang menyalurkan rasa sakit dihatinya.

"Lo ambil yang seharusnya ini buat suami gue.." lirih Kiara dengan pelan menatap Axel yang terdiam.

"Gue yang bakal jadi suami lo" ujar Axel dengan tegas menatap Kiara tegas.

Kiara mengangkat kepalanya menatap lelaki didepannya dengan sengit, "Dan gue ngga akan pernah mau nikah sama lo!" Bentak Kiara lagi.

"Kenapa?"

"Gue masih sekolah, masa depan gue masih panjang, gue masih punya cita-cita, dan lo seenaknya hancurin hidup gue, bajingan!" Ujarnya geram.

"Kita dijebak, gue minta maaf" ujar Axel dengan pelan, ia seperti menunduk kepada ibunya.

Kiara memalingkan wajahnya tidak mau menatap wajah Axel, "Jangan pernah temuin gue setelah ini, dan anggap kita ngga pernah kenal" ujar Kiara tidak menanggapi ucapan Axel.

MY DANGEROUS BOY [COMPLETED]Kde žijí příběhy. Začni objevovat