MDB - 23🏁

37.1K 2.7K 159
                                    

Hello🦋

𝖍𝖆𝖕𝖕𝖞 𝖗𝖊𝖆𝖉𝖎𝖓𝖌

•••

"Kiara kalau tidak ada keperluan silahkan keluar ya" tutur kepala sekolah melihat Kiara yang sudah duduk disamping Axel dengan rapat. Axel dengan setia menggenggam jemari lentik Kiara.

Kiara tersenyum kikuk, "Oh iya, Pak" Kiara baru saja hendak berdiri tapi kembali sudah ditahan oleh Axel dan kembali duduk.

"Kiara tetep disini temenin saya!" Ujar Axel tegas.

Kepala sekolah itu membuang nafasnya, ia hanya bisa menurut. Kemudian ia duduk didepan Axel dan mulai membuka buku berwarna hitam yang tebal.

Kiara memandang buku itu dalam diam, ia tau buku itu. Buku hitam namanya, setiap siswa yang melanggar aturan akan mendapatkan poin kalau sudah mencapai batas akan di DO dari sekolah.

"Saya sudah mencoba sabar dengan kenakalan kamu, tapi kali ini tidak. Mau tidak mau saya selaku kepala sekolah harus turun tangan dan memanggil kedua orang tua kamu" ujar kepala sekolah itu dengan marah memandang Axel.

Axel hanya bisa terduduk santai, lagipula ia tidak salah. Ketua osis itu yang salah, Axel sebagai suami dari Kiara merasa marah saat melihat Andra se-brengsek itu.

"Kenapa kamu memukul Andra?" Tanya kepala sekolah itu.

Axel mengangkat kepalanya dengan berani, emosinya kembali naik dan nafasnya sudah terengah-engah begitupun dengan dadanya yang sudah kembang kempis. Kiara yang menyadari itu mengelus lembut punggung tangan Axel berusaha menenangkan suaminya.

"Jangan emosi, dia kepala sekolah. Axel.." bisik Kiara lembut.

"Andra ngga pantes Pak jadi ketua OSIS" celetuk Axel tiba-tiba membuat semua yang berada diruangan itu berjengit kaget, begitupun Kiara.

"Maksud kamu? Terus yang pantas menjadi ketua OSIS kamu gitu? Bisa hancur SMA Erlangga" ujar kepala sekolah terkekeh sinis memandang Axel.

Tangan Axel mengepal sempurna hingga  memutih, dan wajah Axel yang semakin memerah. Kiara sebenarnya sedikit takut, tapi ia tau. Disini hanya Kiara yang bisa mengendalikan Axel sekarang.

"Aku marah kalo kamu emosi" ujar Kiara memandang Axel dari samping.

Axel mengumpat dalam hati, sebenarnya tangannya sudah gatal ingin menonjok wajah keriput milik kepala sekolah itu yang merendahkan dirinya. Andra berhak mendapatkan itu karena Andra sudah kurang ajar, apa pantas Ketua OSIS berbuat seperti itu?

"Kiara" panggil kepala sekolah itu membuat Kiara mengangkat kepalanya.

"Iya, Pak?" Tanya Kiara pelan.

Kepala sekolah itu tau Kiara, murid pintar dan berprestasi dibidang seni dan dance. Kiara juga menjadi salah satu anggota cheerleader SMA Erlangga. Dan juga wajah cantik Kiara yang menjadi incaran murid-murid lelaki disini.

"Kamu itu cantik, pinter, berprestasi, kenapa mau sama cowok berandal kaya Axel?" Tanya kepala sekolah itu dengan santai.

Kiara yang mendengar itu kaget, ia merapatkan tubuhnya ketubuh Axel dan menggenggam erat tangan Axel. "Jelas mau, saya ganteng ngga kaya Bapak" jawab Axel sombong.

MY DANGEROUS BOY [COMPLETED]Where stories live. Discover now