18: Lo sentuh milik gue, gue sentuh milik lo!

104K 9.3K 1K
                                    

18: Lo Sentuh Milik Gue, Gue Sentuh Milik Lo.

HAPPY READING

...oOo...

"Beneran itu mbak Isti?" Tanya Pluto tak percaya. Zara mengangguk sambil terkekeh.  "Sejak kapan?"

Zara menggedikan bahunya, "Sejak aku nikah sama Reon, kali."

"Kok bisa?"

"Gak tau sih, katanya kalo dia pendiem gak bakal ada yang mau sama dia, maka nya harus centil. Haha... "

Pluto geleng-geleng melihat perubahan mbak Isti, jauh drastis.

"Diminum Eon!"

"Eon?" Beo Pluto mengernyit.

"E-eh, To maksudnya."

Pluto memaklumi, mungkin salah sebut saja. Pluto meneguk jus jeruk tadi. "Mau keluar?" Tawarnya

"Boleh, jalan-jalan." Ucap Zara. Pluto menyetujui.

Malam minggu kali ini, Zara dan Pluto habiskan untuk mengeliling kota Jakarta.

*****

"Bu, adek berangkat." Zara mencium punggung tangan Dania.

"Yaa.. hati-hati."

Zara pergi meninggalkan ruang makan, ia membawa salah satu mobil digarasi untuk berangkat kesekolah. Pilihan Zara jatuh pada salah satu mobil sport koleksi Danil yang berwarna hitam.

"Mari berangkat!"

Mobil itu telah melaju membelah jalanan dengan Zara sebagai pengemudi.

Pandangan semua murid tertuju pada mobil yang dibawa Zara.

Zara turun dari mobilnya, hal pertama yang dia dapatkan adalah teriakan heboh dari Givan, entahlah beberapa minggu terakhir ini Givan selalu saja menunggunya diparkiran.

Baju pemuda itu yang ketat, walaupun dia dikenal letoy namun tubuh Givan patut diacungi jempul sangat lah bagus, tinggi tegap, perutnya tidak buncit. Karna bajunya yang ketat membuat perut kotak-kotak nya jadi transparan, rambut pemuda itu sangat tertata rapi, jika saja dia tidak benc*ng mungkin Zara akan menyukai pemuda satu ini, mungkin.

"Wihhh, mobil baru?" Tanya Givan sambil mengelilingi mobil Zara.
"Anjayy, mengkilatt,"

"Lebay." Ucap Zara lalu pergi meninggalkan Givan yang langsung disusul oleh pemuda itu.

"Jar, lo satu ruangan ama gue."

Mendengar itu Zara langsung tersadar, bahwa hari ini akan diadakan UTS (Ulangan Tengah Semester)

"Astagaa... " Zara menepuk pelan jidatnya, demi apapun dia benar-benar lupa.

"Kenapa?" Tanya Givan heran.

"Gue gak belajar."

"Astagaaa... " Heboh Givan, "Yaudah cepet masuk kelas, kita belajar dulu sebelum ulangan dimulai."

Kedua orang itu berlarian dikoridor menuju ruangan mereka tentu hal itu menarik perhatian para siswa/i yang sedang berjalan dikoridor.

"Nisa diruangan mana?" Tanya Zara setibanya di ruangan mereka

"Ruangan sebelah, dia tadi juga nanyain lo."

Zara mengangguk, lalu kembali fokus pada buku yang digenggamnya.
Mulut Zara komat-kamit menghafal.

"ZARAAAA!" Teriak suara cempreng Nisa dari ambang pintu.

Zara dan Givan menatap Nisa yang berjalan kearah mereka. Nisa melompat duduk dibangku sebelah Givan.

ZAREON [Lengkap]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt