25: Workaholic

94.7K 9K 631
                                    

25: Workaholic

HAPPY READING

...oOo...

Ting... tong

Sudah hampir 20 menit Pluto berdiri didepan pintu apartemen Reon.

"Lo kemana sih, Bangke?"

Itu lah kalimat pertama yang Pluto lontarkan saat Reon mengangkat panggilannya.

"Gue udah 20 menit nunggu didepan pintu apartemen lo, lo kemana?"

"Sorry, kenapa emangnya? Gue lagi dirumah Meta."

"Gue kesana!"

Tidak butuh waktu lama, Pluto sudah sampai didepan rumah sederhana milik Akbar dan juga Meta.

Pemilik rumah membukakan pintu mempersilahkan Pluto masuk. Pluto mendaratkan bokongnya disofa sebelah Reon, dan Meta duduk dikursi solo.

"Kenapa?" Tanya Reon tidak tahu apa-apa.

"Hm, Ta. Gue mau ngomong berdua sama Reon, bisa?"

"Oh, bisa-bisa Bang, kalo gitu Meta keluar bentar ya, mau beli kopi."

Pluto dan Reon mengangguk, setelah Meta keluar dari rumahnya sendiri. Baru lah Pluto mulai membuka pembicaraan.

"Lo tau kabar?"

Reon menggeleng dengan mata terfokus pada gadget pemuda itu sedang memeriksa kemajuan saham perusahaan kedua orangtuanya.

"Lo kemana aja?"

"Pagi tadi gue kesekolah bentar, kewarkop, keapart, terus mampir kerumah Meta, dia kepengen cilok." Datar Reon

Pluto terkekeh, "Lo gatau kalau mertua lo udah enggak ada?"

"Ngaco lo!"

"Om Danil sama Tante Dania udah mati, Eon." Sengaja Pluto mengatakan itu.

"Anjing! Gak usah pake bawa-bawa nama mertua gue, gak lucu bangsat!" Reon berdecak menggeleng tak percaya, ini pasti akal-akalan Pluto.

"Gue serius!" Pluto sedikit membentak. "Lo seharian pegang hp tapi gatau kabar? Lo kesekolah kan tadi? Lo kewarkop, kan? Gak percaya gue!" Decih Pluto jengah

Alis Reon mengernyit.

"Gue yakin lo pasti seharian disini, iyakan? Disekolah lagi siruh bela sungkawa atas kepergian kedua orangtua Zara, anak-anak Fronts datang kepemakaman, dan lo? Lo bahkan menantunya, bray. Tapi lo kagak ada disana." Pluto terkekeh miris "Kalo lo ga suka sama Zara setidaknya lo datang kepemakaman bokap sama nyokapnya, lo masih punya hati kan? Dia bini lo, tolol!"

Helaan nafas Pluto lakukan untuk mengatur emosinya yang ingin meledak, "Gue ingetin lo, hari ini kagak usah balik ke apartemen sekalian aja nginep disini kalau masih mau hidup."

Pluto menepuk pundak Reon kemudian pergi dari rumah Meta.

"Eh, bang Uto udah mau pulang, padahal Meta baru aja beliin kopi."

Pluto tersenyum tipis, "Gak usah, gue balik dulu."

Meta tersenyum, "Oh, hati-hati ya bang."

Meta masuk kedalam rumah.
"Ay, Bang Uto tadi ngomong apa?" Meta duduk disebelah Reon.

Reon menggeleng pelan, "Gak ada. Akbar belum pulang, ay?" Tanya Reon.

Tebakan Pluto sangat tepat, Reon tidak kesekolah hari ini. Dari subuh sampai sekarang dirinya sudah ada dirumah Meta, begitupun juga Meta perut nya sakit karna itu lah ia tidak kesekolah. Tapi mereka tidak melakukan hal aneh apapun, demi Tuhan.

Akbar? Pemuda itu pergi kesekolah, tapi belum pulang sampai sekarang.

"Bang Akbar langsung ke kantor, emangnya kenapa?"

Reon mengangguk paham, "Aku pulang gapapa kan, Ay. Udah sore juga." Ucap Reon melirik jam dinding.

Meta cemberut tidak terima, "Nanti aja ya, Ay. Masih kangen." Meta bergelayut manja dilengan Reon.

Reon mengusap pelan kepala wanita itu, "Besok aku kesini lagi, ay."

"Janji?"

"Iya, janji."

Meta menatap cemberut jari kelingking Reon, tapi tak urung ia tetap menautkannya.

"Aku pulang dulu."

Cup

Setelah mengecup pelan kening Meta, Reon langsung pulang ke apartemen nya. Sesampainya diapartemen tidak ada apa-apa, Pluto sangat pintar membual.

Reon membersihkan tubuhnya, beberapa menit dikamar mandi setelah itu ia keluar, berjalan menuju dapur.

Reon memasak mie instan, tanpa sadar sudah ada laki-laki yang duduk diruang tengah dengan tatapan dingin tak tersentuh

Setelah memasak mie, Reon berniat memakannya diruang tengah sembari menonton TV tapi dirinya malah dikagetkan oleh kedatangan Ares lelaki Workaholic yang tak lain tak bukan adalah ayahnya sendiri.

Reon menelan saliva kasar saat senapan angin berada digenggaman Ares.

"Pa." Sapa Reon canggung.

"Duduk!"

Reon mengikuti perintah Ares, sekarang kedua pemuda beda generasi itu duduk saling berhadapan.

"Kemana?"

"Gak kemana-mana." Reon tak kalah datar.

"Bagus! Hp kemana aja? Ditelpon gak pernah jawab!"

"Ada."

"Mertua kamu meninggal! Tau kamu?" Ares terkekeh "Saya yakin kamu pasti tidak akan tau."

"Saya tahu."

"Lalu kenapa kamu tidak datang, mereka mertua mu!"

Reon menghela nafas, "Nanti."

Ares sudah benar-benar kesal melihat sikap anak nya ini, ia memukuli Reon tanpa ampun, senapan angin dia gunakan sebagai pengganti tongkat. Badan Reon benar-benar remuk sekarang.

"Mati saja kamu!"

Setelah itu Ares pergi hilang di balik pintu.

...oOo...
THANKS FOR READING

VOTE
SHARE
KOMEN

YEAY, ketemu juga sama bapak Workaholic kita.

Tepuk tangan untuk Bapak Ares ayah dari Areon dan Recha dan suami dari Ibu Ayu.

Enjoy and see u

Bersambung...

ZAREON [Lengkap]Место, где живут истории. Откройте их для себя