41: Adik Perempuan

101K 9.5K 1.5K
                                    

41: Adik Perempuan

SELAMAT MEMBACA

...oOo...

"Van, bangun." Zara mengenggam erat tangan Givan, "Jangan gini Van, gue mohon. Lo bener-bener bangsat kalo lo ninggalin gue, gue ga bakal kasih lo maaf."

Tak ada respon dari pemuda yang terbaring itu, pemuda itu benar-benar tenang dengan tidur lelapnya.

"Kenapa bisa kecelakaan?" Tanya Zara kepada ketiga anak Brugges yang bertugas menjaga Givan.

"Mobil bos rem nya blong kak, kayak nya kabel rem nya dipotong sama orang."

Alis mata Zara menaut, "Blong?"

Pemuda itu mengangguk, Beni nama nya. "Iya kak, semalam kecelakaan beruntun terjadi, mobil bos nabrak mobil lawan terus mobil lawan nabrak truk, supir truk nya meninggal dan lawan masih koma kak."

Lawan? Maksud nya Reon begitu? Ini becanda, kan?
"Bukannya setiap kalian mau balapan, mobilnya diperiksa dulu ya?"

"Nah, itu masalah nya kak, kemarin kami gak sempet meriksa mobil bos. Karna pulang dari tempat kak Zara, bos emosi nya gak bisa dikendaliin, dia selalu marah kalo kami sentuh apapun milik dia, salah satu nya mobil."

"Bos marah besar kemarin, nih jejak nya." Candu menunjukkan luka lebam diujung pelipis nya.

"Tapi kami yakin masalah rem blong ini pasti ada sangkut paut nya sama tim lawan, karna salah satu anggota Fronts itu bener-bener benci sama bos." Jawab Beni

"Siapa? Reon?"

Mereka bertiga menggeleng.

"Kami kurang tau kak siapa orang nya. Tapi kami tau kenapa dia benci sama bos." Jawab Candu.

"Kenapa?"

"Bos udah ngehamilin adik nya."

Zara menutup mulutnya tak percaya, pemuda yang bernama Kiki langsung menginjak kaki Candu yang membuka rahasia tentang Givan.

Pikiran Zara melayang, siapa yang Givan hamili? Tapi itu sangat tidak mungkin, Givan itu orang nya sopan dan sangat menjaga kehormatan wanita. Bahkan Givan tak pernah membentak nya sama sekali.

Zara mencoba mengingat-ingat anggota Frontres yang mempunyai adik perempuan.

Farhan? Ah, tidak pemuda itu anak tunggal.

Alkasa? Bisa jadi, pemuda itu mempunya adik perempuan dan masih seumuran Echa.

Pluto? Dia anak tunggal, dia hanya punya dua kakak perempuan itupun tiri.

Satya/Satria? Mereka hanya dua bersaudara, tidak punya adik maupun kakak.

Pangeran? Dia anak bungsu.

Reon? Echa sangat dijaga ketat oleh kedua orang tua nya, keluar rumah pun jarang, sangat mustahil.

Akbar? Apa mungkin adik Akbar? Dia punya adik perempuan kan, Meta. Bisa jadi, tapi tidak juga karna Meta sekarang sedang mengandung anak Reon. Tapi, sudah lah Zara malas menebak-nebak hal yang tidak pasti.

"Maaf kak, udah berapa bulan?"

Zara menatap tajam Kiki. Lalu menutupi perut nya menggunakan tangan, hoodie nya tertinggal diruang BK tadi. Sekarang Zara masih mengenakan pakaian sekolah, tas nya pun ketinggalan dikelas.

"Maaf, Kiki cuma mau tanya, yang viral itu beneran kak Zara?" Tanya Kiki hati-hati.

Zara hanya mengangguk malas.
"Iya, gue hamil. Udah 3 bulan, kenapa?" Ngegas Zara membuat ketiga orang itu langsung menciut.

Zara terkekeh dalam hati, percuma badan kekar jika dibentak begitu saja langsung menciut, hahaha...

Mereka bertiga menggeleng cepat.
"Gapapa kak, gapapa..."

"Gila lu, kak Zara galak juga ya." Bisik Candu kepada Beni dan Kiki. Yang diangguki oleh kedua orang itu.

Zara kembali menatap wajah tenang Givan, raut wajah nya pun kembali berubah. Dia teringat saat terakhir bertemu Givan, dimana ia mendoakan Givan agar cepat mati, boleh kah Zara menarik ucapannya, dia tidak ingin kehilangan lagi, setidak nya demi Nisa atau wanita yang telah Givan hamili, karna Zara tak ingin orang itu mengalami apa yang Zara alami.

"Kalian udah makan, belum?"

Ketiga anggota Brugges diam.

"Beli makan sana, gue yakin kalian pasti laper. Lagian gue ada yang mau dibicara berdua sama Givan, Privasi!!!"

Kiki, Candu dan Beni keluar meninggalkan Zara dan Givan berdua diruangan tersebut.

Zara tersenyum tipis menggenggam tangan Givan. "Givan, gue dikeluarin dari sekolah, semua orang ngira gue wanita murahan, padahal enggak kan? Gue gak murahan kan Van? Jawab dong." Zara menggerakan jari-jari tangan Givan.

"Huh.., gue capek banget Van. Pengen pergi, menghilang dari dunia ini. Kalo gue pergi, gue harap lo bisa jaga Nisa, dia wanita lemah Van, mudah kehasut, jagain baik-baik ya. Sahabat terbaik gue itu, walaupun sekarang gue rada kecewa sama dia. Tapi gue juga salah sih, karna gue terlalu deket sama lo."

"Tapi, lo cukup jagain aja, gak usah jatuh cinta, males banget gue kalo kalian sampe jadian. Dan satu lagi, kalau bener, lo pernah ngelecehin cewek, gue mohon tanggung jawab ya, kasihan dia."

Zara menghapus air matanya.
"Lo pasti tahu, betapa sakit nya gue saat hamil tanpa suami. Dan cewe itu mungkin ngerasain hal yang sama. Kalaupun dia gak hamil, pasti masa depannya udah gak sesuai ekspektasi dia lagi." Zara menghela nafas pelan menghapus air mata nya yang mengalir.

"Gue gak bisa terima cinta lo Van, dari awal gue emang gak ada rasa apapun sama lo, lo kakak gue Van, selamanya bakal begitu. Dan lo sendiri tau, bahwa perasaan gue ke Reon terlalu besar, sebenci apapun gue sama dia, dia punya tempat tersendiri disini." Zara menunjuk bagian dada nya.

"Gue harap lo baik-baik aja ya, cepet sadar. Makasih buat satu bulan terakhir ini, gue bahagia sama lo, gue berasa punya pelindung saat didekat lo. Makasih banyak-banyak ya orang ganteng."

Zara mendaratkan kecupan singkat didahi Givan, lalu dengan berat hati ia melangkah pergi meninggalkan ruangan itu.

Terkadang orang koma bisa mendengar, namun tidak bisa berbicara. Itu yang dirasakan Givan, dia mendengar semua yang diucapkan Zara namun tubuh nya tak bisa bereaksi, dia ingin bicara namun mulut nya tertutup sempurna. Air mata pemuda itu jatuh perlahan, Givan merasakan kesedihan Zara.

Sebelum benar-benar menghilang dari kota ini, Zara menyempatkan diri untuk membuatkan surat agar nanti jika Reon mencari nya, anjir pd sekali dia.

Setidak nya Zara punya salam perpisahan kepada Reon dan yang lain.

Dikamarnya Zara nampak bingung ingin menulis apa, dia hanya ingin mengirim satu surat tapi tertuju pada banyak orang, namun diri nya tidak terlalu pandai membuat surat. Sudahlah, Zara akan membuat surat banyak-banyak agar bisa dibagi-bagi seperti undangan.

Oke kita mulai untuk orang pertama:
AREON ACIEL LIGARTA

...oOo...
THANKS FOR READING

Isi surat nya bakal author tulis dipart selanjutnya...


Mau di up sampai part selesai?
Yok, Spam NEXT disini

Jangan lupa
VOTE
KOMEN
SHARE

Enjoy and see u
Bersambung...

1100 kata

ZAREON [Lengkap]Where stories live. Discover now