14

862 85 1
                                    

"Jadi mereka beneran mau nikah, Ren!" teriak Janice tak sabar. Sementara itu Karen hanya mengangguk terus menerus seperti patung kucing hoki.

"Terus mereka juga ngundang gue dan gue harus ngajak si alien?" teriak Janice untuk yang ke sekian kalinya.

Karen yang kini merangkap menjadi pengelola kafe milik keluarganya sangat di pusingkan dengan kedatangan Janice yang langsung berteriak sembari menyodorkan gawai miliknya. Perkara nya hanya satu yakni, kabar pernikahan salah satu rival Janice di dunia perfilman dengan salah satu mantan Janice, yah bisa di bilang Janice belum move on dengan pria yang satu ini.

"Sumpah ya, gue nggak rela kalau mereka beneran nikah? Emangnya sehebat apasih Esterlitha?!"

Karen menghentikan aktivitasnya di kasir, Ia menghampiri Janice yang sedang mencak-mencak karena di tinggal nikah. "Mbak, lo kan udah nikah juga. Ngapain galau?" tuturnya.

"Masalahnya doi nikahnya sama saingan gue, Karenina! Mereka pasti sengaja mau ngetawain gue karena dapat cowok kayak Janaka! Pokoknya gue nggak di terima di giniin!"

"Lah dulu lo yang mutusan babang Romeo 'kan? Berarti lo udah nggak cinta sama doi, lo cuma iri Mbak!" jelas Karen sambil menyesap mug berisikan robusta.

Kilimanta Romeo adalah pria yang Janice harapkan menjadi suami idaman masa depannya setelah Benardo Brahmana. Hanya dengan Romeo Janice pernah mengukir kenangan manisnya berpacaran, tanpa hujatan haters dan juga backstreet. Berbeda saat Janice berpacaran dengan Ben, sehari saja tanpa kamera rasanya mustahil meskipun Ben juga pria potensial.

"Mbak? Gue mau ngomong serius nih, gue perhatiin ya sebenarnya Pak Janaka itu suamiable banget loh! Kemarin pas gue interogasi si Kinanthi, doi cerita kalau Pak Janaka punya banyak

"Yah mungkin Pak Janaka nggak kalah sama babang Romeo kalau urusan cuan," timpalnya.

"Gue nggak mikirin duit asal lo tahu, gue cuma belum bisa nerima kalau harga diri gue di injak-injak seenaknya!"

Janice bersedekap sambil menggerutu, bayangan nama Kilimanta Romeo dan Esterlitha Aileen berlarian di pelupuk matanya. Gila! Setelah karir kini cintanya pun akan di renggut oleh orang lain, rivalnya pula. Pasti perempuan itu merasa berjalan di angin setelah berhasil mendapatkan Romeo. Awas saja, Janice mendeklarasikan di hatinya agar tidak lupa untuk membalas perbuatan si es teler!

Mungkin dengan sedikit permainan drama, yah untung-untung jadi hiburan di acara tersebut.

"Jadi..lo mau datang nggak Mbak. Saran gue sih---

" Gue datang! Patang bagi seorang Janice Prameswari untuk menghindar dari musuh!"

Janice membatin." Saatnya bermain dengan cantik!"

***
"Kamu memang keterlaluan, Nan! Saya sudah menaruh kepercayaan penuh untukmu dan kamu malah berusaha memisahkan saya dengan Janice!" ucap Janaka dengan emosi yang mulai tersulut. Walaupun mereka berbicara lewat sambungan telepon, emosi Janaka tak terelakkan lagi.

"M-maaf, Pak! T-tapi saya di suruh---

" Saya tahu untuk sekarang Janice belum bisa menerima pernikahan ini, tapi saya sedang berusaha membuat pernikahan ini berhasil. Dari dulu saya sudah menegaskan kalau saya hanya menganggap kamu sebagai rekan kerja saja tidak lebih dan tolong jangan ganggu pernikahan ini!" ucap Janaka dengan napas tersenggal.

"Pak! Istri yang Bapak banggain itu tak lebih hanya perempuan jahat. Coba katakan kepada saya, istri mana yang tega memfitnah suaminya sendiri demi karirnya sendiri!" balas Kinanthi.

"Stop Kinanthi! Jangan berbicara sembarangan tentang Janice!"

"Kalau saya jadi Bapak, saya sudah ceraikan istri macam Mbak Janice!"

"Jaga mulutmu, Kinanthi! Pertama dan terakhir kalinya saya mengatakan ini padamu, jangan samakan Janice dengan kamu! Saya tahu dulu Bapak mu hendak menjodohkan kamu denganku untuk menutupi kehamilan kamu kan?"

"Oh satu lagi Kinanthi, saya memutuskan untuk menyudahi kontrak kamu sebagai sekretaris saya. Akan saya kirimkan uang pesangon untukmu!"

"Pak! H-halo---

Janaka menutup panggilannya sepihak, dengan adanya Kinanthi di perusahaan Ia yakin jika Janice pasti akan membuat sandiwara yang lain. Ia tahu Janice adalah tipe perempuan yang tak mau menyerah sebelum keringat terakhir menetes. Janaka tidak mau ada huru-hara lagi yang mengakibatkan pernikahan nya goyah. Karena Ia tahu kalau sekarang hatinya sudah berlabuh di dermaga yang sesuai. Tanpa tahu kapan dan mengapa, Janaka akhirnya mengakui.

"Saya mencintaimu Janice Prameswari," ucapnya dengan penuh kesungguhan.

Bukan Jodoh Impian  [Terbit Ebook]Where stories live. Discover now