19

817 83 1
                                    

"Wah, Mbak Janice! Apa kabar, kok nggak ngasih tahu sih kalau mau kesini? Kalau tahu 'kan udah kusiapin jamuan."

Seorang perempuan yang usianya lebih muda satu tahun dari Janice menyapa nya, berjalan dengan mantap menghampiri Janice dan Janaka.

Janice bercipika-cipiki melepas rindu dengan sepupu dari pihak Mama nya." Kabar baik dong. Oh ya hari ini lagi free kan?"

Perempuan berlesung pipit itu mengangguk, pertemuan nya dengan Janice sangat Ia nantikan mengingat kakak sepupunya itu amat sibuk di dunia akting.

"Oh iya, Sa. Kenalkan ini Janaka. Pria yang sering Mama koar-koarkan di grup chat keluarga."

Janice mengenalkan Janaka dengan Sadajiwa atau akrab di panggil Sasa, sepupunya yang juga pemilik kiyu beauty salon, bukan sebagai suami tetapi hanya dengan embel-embel 'pria yang di koar-koarkan Mama'.

"Wah, kenalkan Mas saya Sasa. Senang bertemu dengan Mas Janaka," balas Sasa dengan ramah.

Janaka menjabat tangan Sasa sebagai salam perkenalan. Ia sendiri tidak begitu paham dengan keluarga Janice dari pihak Ibu, mungkin selama ini Ia memang akrab dengan anggota keluarga Prameswari saja. Obrolan semakin berlanjut, rasa ketar-ketir yang tadi menggerogotinya mulai perlahan surut. Meskipun, tetap saja Janaka cemas jika Janice benar-benar ingin merubah penampilannya. Ia tak mau kejadian berpuluh-puluh silam terulang kembali.

"Mas Janaka? Kok ngelamun tho, tuh Mbak Janice sudah mulai cari baju."

"Ah iya, Sa. Maaf saya agak kurang fokus," celetuk Janaka rikuh.

Dari pada situasi semakin awkward, Janice menyuruh Janaka untuk berpura-pura memilih baju pria di etalase sebelah timur. Barulah Ia mengutarakan keinginannya kepada Sasa.

"Oke Sa, Aku pengen kamu rubah penampilan Janaka biar wah gitu! Ya.. Kamu tahu kan, Mbak nggak bakalan mungkin bawa dia ke pernikahan dengan gaya busana kayak gini?" papar Janice setelah selesai memutari semua display baju.

Sasa mengangguk Patuh, Ia meneliti style dari kakak iparnya itu. Hm, cukup aneh dan kuno sih. Wajah pria 28 tahun itu terlihat  tua dan kurang fresh, apalagi dengan baju yang acakadut itu. Kemeja ungu muda di pasangkan dengan jas big size berwarna hijau dengan bawahan celana cut bray berwarna biru metalic membuat penampilan nya overall mirip...ops badut.

Sebagai orang yang menggeluti bidang outfit dan make up cukup lama, Sasa tahu jika Janaka sebenarnya tidak terlalu buruk dari segi visual. Pria itu memiliki sepasang dimple yang mendukung kulit dengan skin tone sawo matang, matanya juga berwarna abu gelap yang menandakan ketegasan dan yang paling Sasa sukai adalah rambut, bisa di bilang rambut Janaka hanya salah sasaran saja meskipun warnanya hitam legam dam berkilau jika di timpa cahaya. Sepertinya ini akan mudah!

"Mbak Janice nggak perlu khawatir, serahin aja ke Sasa. Btw, acaranya kapan?"

"Oke, I'll trust you. Acaranya sih besok jadi Aku mau kamu agak gercep kalau seandainya make over penampilan Janaka butuh waktu lama." Janice menyunggingkan senyumnya puas, sepertinya ide Karen adalah jalan keluar dari segala permasalahan.

"Ehm, Sa. Mbak boleh nitip Janaka nggak, pokoknya di amati yang baik. Soalnya Mbak ada urusan mendadak nih. Please, tolong ya. Nanti bilangin aja ke dia pulangnya naik taksi," bisik Janice di telinga Sasa.

Sasa membentuk simbol 'oke' lantas menghampiri kakak iparnya yang sedang berdiri di dekat display pakaian pria.

***

"Gimana Mas, siap di make over? Tadi Mbak Janice izin keluar katanya ada urusan?"

"Sa?"

Sasa mengerutkan dahinya, ekspresi Janak persis seperti balita yang ketakuan imunisasi. Ia tak tahu mengapa.

"Boleh ndak, kalau saya tidak usah di make over?" cicitnya pelan.

Sasa terperanga." Loh kan Mbak Janice tadi bilang, Mas Janaka harus di poles dikit biar pesona nya makin kinyis-kinyis," ucapnya.

"Eh apalagi setahu Sasa ya, Mbak Janice mau ngajak Mas Janaka ke pernikahan salah satu rekan artis. Loh masak Mas Janaka nggak mau tampil kece sih?"

Janaka tahu jika Janice akan mengajaknya ke pernikahan yang sedang booming akhir-akhir ini, semua media televisi gencar memberitakannya karena mengusung pernikahan dua orang yang sangat famous. Dan Janaka juga akhirnya tahu kalau yang menikah itu merupakan mantan kekasih istrinya, yang juga di jadikan patokan oleh Janice untuk mencari suami. Yang tak mungkin juga, perempuan itu menggandeng pria sepertinya. Akan tetapi, bayangan 'itu' sekelebat muncul lagi di benaknya. Apakah Ia siap untuk kembali merubah penampilan nya seperti 'dulu'? Tidak! Janaka belum siap, apalagi Ia sendiri tahu kalau sang musuh berada di kota yang sama.

"Saya takut, Sa. Saya takut kalau penampilan saya menarik, orang itu kembali melecehkan saya."

"Eh, apa-apa?! Loh Mas Janaka tunggu, Sasa belum selesai bicaranya!" teriak Sadajiwa ketika Janaka sudah berlari di keluar.

Aneh sekali, tadi Sasa sempat mendengar kata 'takut' dan 'melecehkan'. Siapa yang di maskud oleh suami sepupunya itu.

Bukan Jodoh Impian  [Terbit Ebook]Where stories live. Discover now