-Prolog-

17.8K 814 23
                                    

Playlist : (G)-IDLE - Hwaa

Playlist : (G)-IDLE - Hwaa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

❄️vote cerita ini gengs❄️
.
.
.

"Boleh aku memanggil mu Al?"

Alis Jay tertukik. "Kenapa harus Al?"

"Namamu Alaric, righ?"

"Lalu?"

"Aku akan memanggilmu Al. Alaric. Panggilan sayang dariku." Katanya mengulas senyum lebar hingga matanya menyipit halus.

Cup.

Jay dibuat terperangah karena Richelle mencium sudut bibirnya. Ia tersenyum miring dan menatap geli pada Richelle yang tertawa lebar. Lucu sekali. Gadis ini menggemaskan.

"Jika sudah besar nanti, aku akan benar-benar mencium bibirmu hingga membengkak!" Ucapnya bersungguh-sungguh hal itu membuat Jay tergelak.

"Siapa yang memberitahumu soal ciuman?"

"Tidan ada. Tapi aku sering melihat Papa dan Mama saling menggerakkan bibir mereka. Mama bilang itu hanya boleh dilakukan oleh pria dan wanita yang saling menyukai. Berhubung aku menyukaimu, jadi aku menciummu juga," lalu ia mendekatkan bibirnya pada telinga Jay untuk membisikan sesuatu. "Aku bahkan pernah melihat Papa dan Mama berciuman di kolam renang tanpa busana." Bisiknya lagi.

Jay berdehem pelan. Tak sengaja melihat David dan Stephanie yang kebetulan memerhatikan mereka.

"Menurutmu, kita bisa melakukan itu di kolam renang?"

Sungguh Richelle sama sekali tidak mengerti apa-apa. Tatapannya, ucapannya- masih seperti gadis kecil dengan kepolosan murni yang dimilikinya.

Tiba-tiba, ide jahil muncul di kepala Jay. Ia ingin mengetes anak ini saja. "Kenapa tidak kita lakukan sekarang?"

"Ciuman? Telanjang? Atau kolam renang? Atau ketiga-tiganya?" Richelle bertanya dengan wajah tanpa dosanya. Ia masih menikmati kue yang setengahnya sudah habis lalu dilahapnya dalam potongan besar hingga kedua bibirnya menggembung.

"Lupakan." Jay tidak sebrengsek itu memanfaatkan kepolosan seorang anak kecil. Tapi dia senang, Richelle berhasil membuatnya lupa pada kekecewaan hatinya karena telah dikhianati oleh sang kekasih. Ralat. Mantan kekasih. Jay mengambil minuman berwarna hijau beraroma melon di meja kecil tepat di samping kiri mereka.

"Al, berapa usiamu?" Richelle menerima gelas yang diberikannya dan meminumnya sehingga terdengar mendesah lega ketika menelan sebagian dari gelas itu.

"Seventeen. Why?" Kembali mengambil gelas tersebut untuk disimpannya kembali.

"Usiaku tujuh tahun.." Richelle nampak sedang berpikir dan menghitung jemarinya. "Kita hanya terpaut sepuluh tahun. Jadi, aku masih bisa menikahi mu." Tukasnya diakhiri cengiran lebar. Jay mencubit gemas pipi apelnya itu.

𝙾𝚞𝚛 𝙳𝚎𝚜𝚝𝚒𝚗𝚢 (#𝟸 𝙴𝙳𝙼𝙾𝙽𝙳 𝚂𝙴𝚁𝙸𝙴𝚂)✓Where stories live. Discover now