Chapter 26

7.2K 382 63
                                    

Playlist : Olivia Rodrigo - Traitor

Playlist : Olivia Rodrigo - Traitor

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


|Happy Reading|

🌷🌷🌷

"Keputusan sudah diambil. Aku setuju dengan proposal yang kalian ajukan, seperti yang telah ku sampaikan jika dibagian pendanaan perlu direvisi. Pastikan semua alat yang digunakan terjamin kualitasnya tentu untuk memudahkan para pekerja konstruksi." Ucap Alaric menatap pada anggota meeting hari ini lantas ia berdiri seraya merapikan sedikit jasnya.


Tiga jam berlangsung. Perusahaannya memiliki proyek untuk membangun gedung baru yang berlokasi dua kilometer dari gedung pusat. Semua anggota rapat tentunya serius dalam mempresentasikan apa yang telah tertera dalam proposal mereka. Alaric Jay William begitu dikenal sebagai sosok yang berwibawa meski memiliki jiwa yang santai juga terbilang cukup ramah. Alaric atau biasa mereka kenal dengan nama Jay, bukan seorang CEO seperti kebanyakan orang yang memiliki sifat dingin dengan tatapan mata yang tajam dan otoriter.

Jika mereka menyapa tentu Alaric hampir selalu menyempatkan diri untuk membalas sapaan mereka seperti membalasnya dengan sapaan yang sama atau sekedar tersenyum tipis.

Kendati demikian, Alaric tentu bisa marah untuk bersikap tegas dan akan memberi peringatan keras tak pandang bulu. Sikap profesional memang perlu dibentuk dan dilakukan.

Pintu tinggi itu pun terbuka lebar memudahkan Alaric untuk keluar dari ruangan tersebut yang diikuti oleh Effie.

"Anda memiliki janji dengan Mrs. William, Sir." Dengan satu tangan memeluk tablet sedangkan satu tangan yang lain melepas kacamata bacanya. Effie melangkah anggun dengan langkah panjang untuk bisa menyeimbangi langkah Alaric.

"Apakah ibuku menentukan tempat pertemuan? Dimana?" Melonggarkan dasi yang terasa mencekik leher, sesampainya di ruangan kerja Alaric pun memutar tutup botol minum yang disodorkan Effie.

"Golf course keluarga. Beliau menyampaikan jika Tuan Fernando pun ikut." Effie segera mengambil alih botol plastik yang sudah tak tersisa isinya.

Berjalan dalam tiga langkah untuk membuang sampah itu pada tabung aluminium setinggi pinggang.

"Sepertinya kalian mengadakan reuni keluarga. Lunch bareng mungkin?"

"Sepertinya begitu, lalu bagaimana dengan jadwal ku?"

"Sesuai prioritas. Semua jadwal telah ku ubah untuk siang ini sampai sore menjelang. Kau memiliki waktu," Effie mengangkat pergelangan tangannya untuk melihat arloji baru yang dibelikan suaminya. "Empat jam. Dan pukul delapan nanti kau sudah memiliki janji dengan kekasih mu." Ada desah malas ketika menyampaikan kata yang terakhir.

"Bukankah pihak dari Bil'L Company akan datang? Kita sudah dua kali mengundur pertemuan."

"Kali ini pihak mereka sendiri yang memutus janji menjadi besok siang."

𝙾𝚞𝚛 𝙳𝚎𝚜𝚝𝚒𝚗𝚢 (#𝟸 𝙴𝙳𝙼𝙾𝙽𝙳 𝚂𝙴𝚁𝙸𝙴𝚂)✓Where stories live. Discover now