Chapter 40

9.5K 497 34
                                    

Playlist : Bruno Mars - Grenade


Hi, jomblo! Lagi rebahan aja ya di kasur yang posesif? Wkwkwk
Gapapa, yang penting internet lancar, mantengin wattpad dan masih bisa tiktokan 😂

Oh, iya! Selamat malam mingguan bagi yang melakukaaaaaann..... ✨

|HAPPY READING|

🌷🌷🌷

Tidak ada pembicaraan apapun diantara dua manusia yang menempati ruangan itu. Keduanya memiliki kesibukan masing-masing, Richelle menyantap satu persatu makanan dengan khidmat sedangkan Alaric yang memilih duduk di single sofa, tidak berminat menggulirkan kedua matanya pada objek lain selain pada sosok gadis yang tidak merasa terganggu karena sedari tadi terus diperhatikannya.

Alaric memang tidak sibuk. Ia bagai patung bernafas memperhatikan sosok cantik yang terlihat lahap sekali menyantap makanan meski kesan anggun tentu masih ada pada cara makannya.

Lima tahun lalu, Alaric selalu membatasi diri untuk tidak menyentuh Richelle sampai keluar batas. Pria normal sejenisnya masih bisa berpikir logis untuk tidak merusak gadis sekolah yang selalu saja menggodanya. Alaric benar-benar bersikap seperti seorang kakak yang akan berpikir jernih terhadap Richelle.

Tapi sekarang, pemikiran itu perlahan memudar seiring peningkatan Richelle sebagai wanita yang tumbuh dewasa dan semakin cantik saja tentunya... Seksi. Lihat saja, blazer yang semula Richelle pakai sudah dilepasnya sehingga kedua lengan sampai batas dada terekspos indah karena blouse yang dipakai memiliki tali tipis di bahunya. Beberapa kali juga Alaric melihat belahan payudara yang mengintip nakal.

Matanya mulai jelalatan. Menelusuri kaki jenjang yang tidak tertutupi kain apapun selain rok mini yang itu pun hanya sebatas paha saja. Alaric yakin jika ia duduk bersebrangan dengan Richelle pasti akan tahu warna apa underwear yang menutupi kewanitaannya di balik rok itu.

Memutar leher pelan dan mengusap tengkuknya. Mendadak gerah dengan pemikiran kotor yang dulu tidak pernah sampai segininya Alaric pikirkan.

Alaric pun berdehem pelan dan menggeleng kepala untuk mengusir fantasi liarnya. Hei, ini di rumah sakit. Mereka hanya berdua dan bagaimana jika dia berada di atas Richelle, menggempurnya di ranjang sana dalam kekhawatiran akan ketahuan oleh dokter yang bisa saja tiba-tiba masuk menangkap basah pergulatan mereka.

Shit.

Tangan pria itu gatal sekali ingin mengusap sisa saus yang tersudut di bibir mungil yang mengkilap karena minyak itu.

Akan lebih mudah jika Alaric melumatnya dengan bibir sampai bersih, kan?

Tapi yang dilakukan sesuai opsi pertama-- Alaric berpindah dan duduk bersebelahan dengan Richelle. Ibu jarinya berperan mengambil warna kemerahan di sudut bibir itu dan melumatnya menyesap rasa pedas.

𝙾𝚞𝚛 𝙳𝚎𝚜𝚝𝚒𝚗𝚢 (#𝟸 𝙴𝙳𝙼𝙾𝙽𝙳 𝚂𝙴𝚁𝙸𝙴𝚂)✓Where stories live. Discover now