Chapter 45

8.6K 433 14
                                    

Playlist : MIIA - Dynasty

Dibilang jangan nungguin karena Dew gak punya jadwal up 😆Bukan tipe penulis yang nyimpen draf untuk siap di up kapan pun hehee

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dibilang jangan nungguin karena Dew gak punya jadwal up 😆
Bukan tipe penulis yang nyimpen draf untuk siap di up kapan pun hehee.
Jadi, please yaaa jangan koment Dew buat buru² update 🤣

Temuan typo! 🧐

|HAPPY READING|

🌷🌷🌷

Debur ombak terdengar menyeramkan sebenarnya karena volume yang cukup besar menghantam batuan karang juga dinding-dinding sebagai pondasi beach house di tempat itu.

Namun aktivitas kedua sejoli yang berada tak jauh dari pesisir pantai, seolah menulikan pendengaran dan menganggap bahwa tidak akan terjadi apa pun dengan keributan gelombang yang laut ciptakan.

Angin malam di tempat seperti ini sudah tentu sangat dingin tetapi yang mereka rasakan justru kegerahan. Bagaimana tidak, karena keduanya saling menggoda dan merayu lewat decapan perang lidah yang mereka lakukan.

Alaric pening. Bagian tubuh yang tersembunyi di bawah sana seakan ingin mendobrak kain yang menutupinya sebab mengeras dan perlu di keluarkan.

"A-al... Aaahhh, please.."

Berhenti. Adalah kata sekaligus perintah yang ingin Richelle lontarkan namun ia tidak bisa banyak bersuara selain desahan kenikmatan yang sedang melanda nafsu wanitanya.

Ini adalah pertama kalinya ia melakukan hal seintim ini. Jika berciuman dengan teman kencannya tidak sampai bermenit-menit, lain halnya dengan yang ia lakukan sekarang bersama Alaric.

Bibir tebal yang memiliki rasa bagai nikotin-- amat sangat candu. Sulit sekali Richelle melepaskan penyatuan yang terus membelit lidah dan bertukar saliva seperti ini.

Alaric memang berpengalaman sehingga belum masuk ke intinya saja, Richelle sudah kalang kabut dengan kegiatan pria itu, belum lagi sekarang ia sedang menyusu di dadanya.

Meremasnya. Melintirnya. Dengan tempo yang pas. Kedua puncak yang menegang sudah disesap habis seperti bayi yang kehausan. Jejak merah dan basah pun menjadi tanda bahwa untuk pertama kalinya ada yang menjamah tubuh bagian itu.

"Cantikhh-- milikmu sangat sempurna dan terasa pas di telapak tanganku." Alaric menatap tajam dengan mata berkabut tanpa berhenti memainkan milik wanita di pangkuannya itu. Richelle sangat seksi.

Kini, di matanya. Richelle bukan lagi gadis sekolah yang menggemaskan melainkan wanita seksi yang menggairahkan.

Fuck.

Wajah Richelle amat sangat luar biasa cantik. Rambut setengah punggungnya sudah berantakan, keringat pun terlihat mengkilap di sekitar pelipisnya juga leher yang bercampur saliva karena ulahnya belum lagi jejak-jejak kemerahan yang bagi Alaric masih kurang banyak di sana.

𝙾𝚞𝚛 𝙳𝚎𝚜𝚝𝚒𝚗𝚢 (#𝟸 𝙴𝙳𝙼𝙾𝙽𝙳 𝚂𝙴𝚁𝙸𝙴𝚂)✓Where stories live. Discover now