Chapter 66

6.2K 326 81
                                    

Troye Sivan : Angel Baby

Udah chapter 66 aja nih, tapi belom juga ke epilog 😅

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Udah chapter 66 aja nih, tapi belom juga ke epilog 😅

Jangan bosen nunggu ya, toh udah terbiasa nungguin jodoh datang juga khaann hihihii.

-HAPPY READING EVERYBODY-

🌷🌷🌷


"

Ugh-- Aahhh..." Desah pun melolong erotis dalam sebuah ruangan.

Geraman berat nan seksi juga menyusul saat pelepasan terjadi. Miliknya yang banyak tertampung penuh menghangatkan rahim wanita itu.

Alaric menjatuhkan kepalanya di ceruk leher wanita yang terbaring lemah di atas meja kerjanya. Beberapa kertas bahkan barang lainnya sudah tergeletak di lantai akibat perbuatan mereka yang tidak tahan untuk memadu kasih tanpa melihat tempat.

Deru nafas keduanya beradu kasar. Meraup oksigen untuk mengisi paru-paru yang terkuras. Sesak itu sudah pulih setelah beberapa saat mereka terdiam dalam posisi yang intim.

Jika Alaric bertubuh polos sedangkan Richelle hanya membuka gaun tidur tanpa melepaskannya melainkan terkumpul di sekitar pinggang.

Alaric menarik kepalanya lalu tersenyum manis dan puas pada Richelle yang dibalas senyum tipis dengan wajah sayu karena sisa-sisa kepuasan dalam percintaan mereka masih terjejak di wajah cantik itu.

Pria itu mengangkat pinggang Richelle seraya membawanya ke pangkuan. Richelle meringis saat ia harus mengangkang sedangkan milik keduanya masih menyatu.

"Tumben sekali kau main dengan lembut." Richelle terkekeh lucu. Mengalungkan lengannya di leher Alaric lalu menciumi tiap inci wajah tampan yang masih terlihat kemerahan karena kerja kerasnya dalam memuaskan sekaligus dimanjakan.

Sedangkan pria itu membiarkan dan menikmati pijatan lembut di bawah sana karena tanpa sengaja, Richelle bergerak pelan.

"Apakah itu aneh? Karena aku juga tidak tahu kenapa tak seperti yang biasa yang ku lakukan saat memuaskan mu." Katanya dengan suara rendah dalam geraman samar.

"Tidak aneh, tapi aku suka. Kau selalu membuatku seperti melayang ke langit ke tujuh." Richelle tertawa malu.

"Besok, kau ada waktu luang? Bagaimana jika kita lunch bareng?" Kata Alaric seraya memainkan buku-buku jarinya pada areola yang tak terhalang apa pun sedangkan wajahnya tetap memperhatikan Richelle.

"Aku tidak bisa berjanji. Tapi akan ku usahakan." Ucap Richelle dengan ragu.

"Kau masih ada jadwal pemotretan?" Pertanyaan itu terucap disertai nada yang menelan ketidaksukaan meski tidak begitu kentara.

𝙾𝚞𝚛 𝙳𝚎𝚜𝚝𝚒𝚗𝚢 (#𝟸 𝙴𝙳𝙼𝙾𝙽𝙳 𝚂𝙴𝚁𝙸𝙴𝚂)✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن