Chapter 28

7K 468 122
                                    

Playlist : Lorde - Time

Happy weekend, gaes!!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy weekend, gaes!!!!

Ada yang liburan?
Komen dengan emot ini
🎠

Apa cuma melakukan gaya rebahan di kasur aja?
Komen dengan emot ini
🍿

Sebutin angka terakhir tahun lahir kalian!
Me : 8

|HAPPY READING|
TANDAI TYPO, 🤏🏻

🌷🌷🌷

Sesuai prediksinya. Bahwa sang Papa benar-benar kesal dengan penampilan Richelle yang tentunya mengejutkan mereka ketika ia ditunggu di ruang utama karena Richelle memang sengaja berlama-lama di dalam kamar, merapalkan kalimat-kalimat untuk membuatnya yakin mengenakan gaun secantik itu.

"Apa yang kau pakai, Richelle Cresencia Edmond!" David mendesis tajam sama seperti tatapan matanya yang mengarah pada seorang gadis yang menuruni tangga dengan langkahnya yang begitu yakin.

Stephanie mengerjap. Ia begitu terpukau dengan kecantikan Richelle yang semakin tidak manusiawi. Rambut kecokelatannya dibiarkan tergerai begitu saja sehingga ada sedikit bagian punggung terbukanya yang tertutupi rambut. Wajah mudahnya berpoles makeup tipis dengan sentuhan rona merah di kedua pipinya. Natural Rosewood menjadi pilihan pada bibirnya yang cantik. Penampilan Richelle semakin perfect dengan stiletto hitam nampak berkilau ketika pantulan cahaya mengenai alas kakinya itu.

Sherin yang juga tampak cantik dengan off shoulder dress sebatas lutut berwarna peach. Stephanie mengikat rambut Sherly dengan gaya high up do- menyisakan anak rambut di kedua sis poni yang menjuntai sampai batas rahang. Tidak ada polesan makeup yang begitu kentara karena Sherin sendiri yang menolak untuk di makeup, bibir tebalnya ia warnai lipstik pink orchid. Sherin terlihat manis dengan keremajaan kulit juga tinggi tubuh yang dimiliknya.

Begitu Richelle berhadapan dengan mereka, kedua tangannya sedikit memperbaiki letak gaun bagian bawah kemudian menatap mereka sekilas namun saat beradu tatap dengan David, ia memasang wajah seimut mungkin.

"Papa.... Ini adalah gaun terbaik yang pernah ku miliki. Aku harus mencari perhatian dari seorang putra pemilik acara malam ini."

"Kau ingin Alaric menatap mu? Justru semua pria di sana yang juga ikut menatap lapar padamu!" Tukasnya mencoba untuk tidak bersuara tinggi.

"Itu sudah jadi risiko, tapi aku tidak peduli asalkan Alaric memuji kecantikan ku."

"Ya Lord!" David bergumam pelan sembari memijit pelipisnya atas sikap anak gadisnya yang satu ini.

David melepas satu kancing jas navy yang dikenakannya lalu berkacak pinggang sehingga membuat Stephanie yang sedari tadi merangkul satu lengannya terhempas pelan.
"Aku minta kau masuk ke dalam kamarmu, tidak usah pergi jika baju laknat ini tetap melekat di tubuhmu. Jadi, cepat ganti dan kau bisa ikut dengan kami!" Nada tegas tanpa ingin dibantah.

𝙾𝚞𝚛 𝙳𝚎𝚜𝚝𝚒𝚗𝚢 (#𝟸 𝙴𝙳𝙼𝙾𝙽𝙳 𝚂𝙴𝚁𝙸𝙴𝚂)✓Where stories live. Discover now