Chapter 56

6.6K 338 102
                                    

Playlist : BTS - Butter

Playlist : BTS - Butter

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

. . .Bantu temukan typo. . .

-Happy Reading-

🌷🌷🌷

Richelle tidak dapat menyembunyikan rasa kagetnya sekarang. Tiba di bandara tepatnya di terminal milik William, mereka menemukan satu buah pesawat pribadi berpoles hitam dengan sedikit warna putih. Di bagian ujung pesawat mendekati ekor kendaraan tersebut, terdapat ukiran unik huruf R yang mengenakan mahkota.

Tidak hanya itu saja, ada satu limousin juga range Rover terbaru yang bahkan belum di pasarkan. Keduanya sama berwarna hitam.

Richelle melebarkan senyumnya di balik telapak tangan yang menutupinya.

"I-ini milik siapa?" Richelle tetap melayangkan sebuah pertanyaan karena menjaga untuk tidak begitu percaya diri pada barang mewah yang ia lihat itu.

"Sudah jelas ada inisial nama mu di pesawat itu. Dan ini semua adalah hadiah untuk mu, sayang." Ucap Alaric kalem. Satu tangannya bertengger di pinggang ramping sang kekasih dan tangannya yang bebas merapikan rambut Richelle yang cukup terganggu oleh terpaan angin.

"Sekali lagi, congratulations, sayang. Selamat atas kelulusan mu." Katanya yang diakhiri ciuman lama dan dalam di kening Richelle yang refleks memejamkan matanya.

"Ini berlebihan sekali!" Richelle berucap tak menyangka dalam suaranya yang haru.

"Aku dengar kau sering mengeluhkan kenyamanan pesawat lama mu tapi ketika orang tua mu ingin menggantinya, kau bersikeras menolak bahkan tidak mau membeli sendiri. Sudah jelas aku khawatir soal keadaan mu makanya ku belikan yang baru dan memesannya langsung pada teman ku termasuk interior dan desain ku pilihkan untukmu."

"Hm, aku memiliki banyak karyawan yang bekerja untukku, ku pikir akan lebih baik mensejahterakan mereka ketimbang berfoya-foya. Mereka sudah bekerja keras demi perusahaan lalu kenapa tidak ku tambahkan saja gaji mereka juga memfasilitasi area kantor demi kenyamanan dan kepuasan. Aku juga menolak Papa yang beberapa kali menawariku pesawat baru karena aku sudah punya uang sendiri, memiliki pekerjaan, hal yang seperti itu bukan lagi menjadi tanggung jawab orang tua."

Penuturan yang terlontar, begitu hangat bagi perasaan Alaric. Ia tersenyum tipis memandanginya penuh kelembutan. Lama saling beradu tatap membuat Richelle salah tingkah sendiri.

"Ayo kita masuk. Pesawat baru mu akan membawa kita ke Roma.

Masih saling bergandengan tangan, mereka disambut ramah oleh dua pramugari cantik dengan pakaian yang cukup sopan.

Begitu masuk, hal yang diinginkan Richelle adalah berbaring di kasur yang nyaman. Tapi sebelum itu Alaric memaksanya untuk makan siang terlebih dahulu.

Pun menit berlanjut sampai mereka selesai menikmati makanan yang sesekali diselingi obrolan hangat.

𝙾𝚞𝚛 𝙳𝚎𝚜𝚝𝚒𝚗𝚢 (#𝟸 𝙴𝙳𝙼𝙾𝙽𝙳 𝚂𝙴𝚁𝙸𝙴𝚂)✓जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें