Chapter 51

8K 415 55
                                    

Playlist : Jennifer Lopez feat Maluma - Marry you

Absen dulu gengs! Sebutkan bulan dan tahun lahir mu!

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.


Absen dulu gengs! Sebutkan bulan dan tahun lahir mu!

Me : Oktober 98
.
.
.

🌷HAPPY READING 🌷

Petang sudah berlalu. Menyisakan gelap malam yang mulai melingkupi sempurna kota Paris itu. Jalan raya yang dilaui mobil nampaknya tidak akan sepi sampai pagi menjelang.

Di tengah perjalanan--beberapa ratus meter setelah keluar dari kawasan pusat perbelanjaan, Alaric meminta untuk bertukar mobil seperti semula.

Dengan atap mobil yang dibiarkan terbuka, baik Richelle maupun Alaric menikmati udara malam juga gemerlapnya dunia perkotaan. Meski jalanan dipadatkan oleh banyak kendaraan juga para pejalan kaki, untungnya di sepanjang perjalanan mereka tidak terjebak macet.

Richelle tidak bisa lepas dari keindahan kota Paris di malam hari ini meski bukan pertama kalinya datang ke kota ini, dia tetap tidak pernah bosan untuk berlama-lama memanjakan mata dengan keindahan dan kemewahan yang ada.

Dengan satu tangan berada di roda kemudi dan satu tangan kanan Alaric menggenggam tangan Richelle, beberapa kali punggung tangan sehalus kain sutra itu ditariknya untuk ia cium tanpa merasa bosan, pun Richelle tidak merasa terganggu kecuali jika Alaric mulai nakal meraba-raba paha Richelle yang terbuka tentu wanita itu akan memasang wajah mode galak dan Alaric hanya bisa tersenyum geli.

Setelah lima tahun menjeda, Alaric tidak lagi bersikap seperti seorang kakak yang menjaga Richelle sebagai adik. Katakanlah dia adalah pria mesum yang kerap kali menyentuh Richelle layaknya pria pada wanita. Meski begitu ia tetap masih mempertahankan kewarasannya agar tidak sampai kebablasan karena Richelle bukanlah wanita murahan yang mudah dipakai begitu saja.

Kalau boleh jujur, Alaric tidak sekuat itu menahan nafsunya, makanya, alih-alih membayar wanita bayaran-- ia lebih baik bermain sendiri di dalam kamar mandi. Poor Alaric.

"Kau senang?" Alaric membuka percakapan.

"Tentu. Sudah lama aku tidak berpergian sampai menjelang malam seperti ini. Biasanya hanya disibukkan oleh pekerjaan. Kalaupun pergi berbelanja, Lucy yang akan turun tangan ia bahkan tidak mengizinkan aku untuk pergi sesuka hati karena lagi-lagi jadwal pemotretan yang tidak bisa diganggu gugat. Dia sudah seperti ibu sekaligus ayah yang mengatur semua urusan anak bayinya." Tukasnya panjang lebar dengan tawa renyah di akhir ucapan.

"Dia asisten sekaligus manajer mu yang cekatan. Dan yang paling penting dia adalah gay, aku tidak perlu khawatir apalagi mencari penggantinya."

"Ck, seenak saja asal ganti-ganti asisten ku. Kau tidak khawatir tapi aku yang ketar ketir karena setiap dia melihatmu, miliknya sudah seperti menemukan radar bahkan secara terang-terangan kalau dia menginginkan mu di atas ranjang. Oh, Lucy memang seperti itu jika sudah melihat pria tampan yang bertubuh kekar."

𝙟𝚞𝚛 𝙳𝚎𝚜𝚝𝚒𝚗𝚢 (#𝟞 𝙎𝙳𝙌𝙟𝙜𝙳 𝚂𝙎𝚁𝙞𝙎𝚂)✓Opowieści tętniące ÅŒyciem. Odkryj je teraz