15: libur satu hari

1.2K 97 7
                                    

Bab 15: libur satu hari
♪: Nwe Hope Club - Love Again

Bian & Arumi—

Pagi hari tiba dan hari ini adalah hari libur bagi kandidat peserta olimpiade yang akan dilaksanakan besok—karna dipercepat. Pihak sekolah memberi libur satu hari sebelum hari pelaksanaan.

Arumi turun menuju dapur, ia melihat tante Delila sedang memasak ditemani beberapa bibi asisten.

“Selamat pagi, tante.” sapa Arumi.

Delila menoleh, “Eh pagi Arumi sayang, kok udah bangun?” tanyanya, karna ini masih pukul 5 pagi. “Tante tau dari Xavier semalam katanya kalian libur hari ini, kan.”

“Iya tante, kami libur satu hari sebelum lomba.” jawab Arumi. Ia mendekati Delila. “Arumi bantuin boleh ya, Tan?”

“Eits, no! Kamu duduk aja, liatin aja. Udah ada bibi Anti yang bantuin tante, okay?”

“Gapapa nih tante?” ia jadi tak enak tidak membantu, tapi tiap ingin membantu selalu tidak dibolehin.

“Gapapa, it's okay.” jawab Delila.

Delila mematikan kompor lalu menyajikan masakannya ke dalam piring. Ia menatap Arumi dan terkejut begitu melihat mata gadis cantik itu. Karna tadi ia hanya menoleh sekilas pada Arumi, jadi tidak keliatan jelas kalau mata anak itu bengkak.

“Loh Arumi, mata kamu kenapa ini?” Delila menyerahkan piringnya pada bibi Anti lalu mendekati Arumi yang duduk di kursi makan.

“Eum, ini—A-Arumi kurang tidur. J—jadinya matanya begini tante.” jawab Arumi. Ia terpaksa bohong—tapi tidak juga sih karna kadang matanya memang membengkak kalau kurang tidur. Tapi tadi malam beda lagi ceritanya.

“Beneran?” tanya Delila. Wanita paruh baya itu tampak khawatir karna mata Arumi bengkak banget.

Arumi mengangguk. “Iya tante. Keliatan banget ya bengkaknya?”

“Iya, ayo tente kompres sini.” ajak Delila. “Bibi, tolong lanjutin ya. Saya mau kompres Arumi sebentar.”

Bibi Anti mengangguk, “Iya nyah. Mau saya ambilin air hangat nya sekalian?” tanya bibi.

“Boleh bi, anter ke ruang TV ya.” Delila menggandeng tangan Arumi ke ruang TV.

Dua perempuan itu duduk lesehan di karpet bulu tebal, dengan Delila menyender pada sofa sedangkan Arumi ia suruh tiduran dengan pahanya sebagai bantal Arumi.

Bibi Anti datang dengan kompresan, dan Delila langsung mengompres mata Arumi pelan.

“Kamu kurang tidur kenapa, Rum? Sampe bengkak begini matanya.” tanya Delila. Ia senang sekali ada Arumi di rumahnya. Daridulu ingin anak perempuan, tapi apalah dayanya yang sudah tidak bisa mengandung lagi.

“Gatau tante, mungkin kepirkiran olimpiade besok.” jawabnya. Bohong lagi dong, padahal mata bengkak karna nangisi Bian.

“Gimana ikut tante aja yuk, biar kamu gak stress.” ajak Delila.

“Kemana, tante?” humm, nyamannya tidur dipangkuan Delila. Arumi jadi kangen bermanja-manja dengan sang mama. Sudah lama sekali ia tidak mendengar suara Daisy, makan masakannya, merasakan lagi kasih sayangnya. Arumi kangen banget.

“Ke rumah neneknya Bian. Disana pedesaan, asri banget. Kamu bisa segerin otak sebelum olimpiade disana.” kata Delila.

Arumi mengangguk, ia memilih ikut saja. Lagi pula ia tak ada kegiatan selain dirumah, teman-temannya juga lagi pada sekolah.

BIANWhere stories live. Discover now