Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Arumi masuk ke dalam rumah dengan pelan, tas sekolahnya ia letakkan begitu saja di sofa disusul dengan ia membanting tubuhnya juga di sofa. Arumi menghela nafas jengah, tak tahu mengapa ia merasa lelah sekali hari ini. Mungkin karna tadi lari-larian dengan Darsa jadi sampai selelah ini.
Ia memejamkan matanya sejenak, sampai suara berat membuatnya kembali membuka mata.
"Capek banget keliatannya nih."
Arumi melihat papanya lalu tersenyum. "Iya tadi Arumi lari-larian bareng Darsa jadinya capek banget."
"Ngapain lari-larian, Arumi. Nanti kalo kamu jatuh gimana?" papanya mengusap rambut hitam Arumi penuh sayang.
"Arumi udah jatuh tadi, Papa. Nih liat." Arumi menunjukkan lututnya yang membiru pada sang papa.
Papanya tersenyum lalu memanggil asisten rumah tangga untuk mengambilkan salep memar. "Kamu jangan lari-lari lagi ya, papa gak mau liat kamu sampe kaya gini lagi. Arumi paham?"
Arumi mengangguk. "Paham, Pa. Arumi gak bakal larian lagi."
"Ini udah Papa kasih salep, kamu ganti baju terus makan."
"Arumi liat Mama dulu, boleh ya?"
"Mama lagi diperiksa, kamu makan dulu baru liat Mama. Oke, sayang?"
"Oke, Pa."
Sebenarnya Arumi ingin sekali lihat Mamanya. Tapi kata papanya nanti saja maka ia harus nurut. Arumi meraih tasnya lalu melangkah menaiki undakan anak tangga terpilin menuju kamarnya yang ada di lantai atas.
Sampai di kamar, Arumi membuka seragamnya dan hanya menyisakan tanktop putihnya saja lalu berbaring sebentar di ranjang. Sesekali lututnya terasa nyeri meski tadi sudah di beri salep oleh papanya.
Baru akan terlelap, dering ponselnya membuat Arumi kembali membuka mata. Ia meraih ponselnya yang masih berada di tas, kata papanya tidak boleh menaruh ponsel di saku rok apalagi di saku baju jadi ia selalu menaruh ponselnya di tas.
Hana is Calling..
Arumi segera menerima panggilan. Terdengar suara temannya yang sangat berisik memanggili namanya.
"Kenapa, Hana?" sahut Arumi.
"Arumi main yuk, si Janina ngajakin ke rumahnya nih tapi Darsa gak ngasih lo main masa. Emang kaki lo masih sakit, Rum?"
