5. Jatuh

1.4K 89 0
                                    

5. Jatuh
♪: Finding Hope - 3:00 AM

 Jatuh♪: Finding Hope - 3:00 AM

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari sabtu. Pelajaran olahraga. XI MIPA 1 asik dengan kegiatan mereka. Panas matahari yang sangat menyengat pagi ini padahal masih pukul 9 pagi tak menghalangi cowok-cowok main basket di lapangan terbuka.

Baju olahraga Bian basah karna keringat, rambutnya juga. Lelah, ia memutuskan berhenti dan duduk dibangku keramik yang ada di bawah pohon rindang dipinggir lapangan.

Aksa dan Langit masih main dengan yang lainnya. Sedangkan Husein dan Xavier tidak masuk hari ini karna ada urusan keluarga katanya.

Dari jauh, Bian melihat gadis dengan rambut panjang yang terurai berlari-lari dari mulai masuk pagar sekolah sampai hendak melewati lapangan, namun dipertengahan jalan ia terjatuh dengan gaya yang sangat tidak cantik. Dan pastinya dengan luka gores di sekitar lutut dan lengan nantinya.

Bian berdiri, memperhatikan sejenak gadis yang tak lain adalah Arumi. Beruntung hanya Bian yang melihat karna yang lainnya sibuk bermain sampai tak lihat ada orang jatuh dengan mengenaskan.

Lelaki jangkung itu menghampiri Arumi yang masih terduduk sambil menunduk. Bian berkacak pinggang lalu mendengus. Kenapa bisa jatuh coba.

“Arumi.” panggil Bian untuk yang pertama kalinya ia memanggil nama gadis cantik itu.

Arumi enggan mendongak, ia sibuk mengusap tangannya yang berdarah.

“Arumi!” panggil Bian lagi karna tak kunjung di respon. “Mau sampe kapan lo duduk disitu hah? Bangun!”

Arumi datang terlambat. Ia kesiangan karna semalam tidak bisa tidur. Ia baru bisa tidur pukul tiga dini hari karna menunggui mamanya. Papanya sudah menyuruhnya tidur tapi matanya tidak mau terpejam sampai sekitar pukul tiga ia tertidur dengan sendirinya.

“Bangun atau gue seret lo ke kelas!” ancam Bian yang membuat Arumi langsung mendongakkan kepalanya menatap Bian.

Betapa terkejutnya Bian melihat wajah Arumi yang penuh luka. Ternyata jatuhnya Arumi sangat sangat tak terduga kalau akan luka seperti ini.

Hidungnya berdarah, pipi pualam gadis itu dan juga dagunya berdarah. Mungkin bergesekkan dengan paving block kasar makanya jadi begitu. Pasti perih sekali. Memang tadi Arumi larinya kecang sekali, jadi saat jatuh lukanya lumayan parah.

Belum lagi lutut dan lengan Arumi yang lecet tergores juga. Malangnya nasibmu Arumi.

“Kak Bian.” gumam Arumi menyeka darah di hidungnya.

BIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang