Thirty Two

1.7K 140 17
                                    

Karna permintaan dari Reci yang sulit untuk author abaikan, maka dengan ini author ketik dengan cepat agar bisa segera update.

Scroll down ⬇️

Happy Reading :*

~~~~~

Entah perasaanmu sudah lenyap atau kau lenyapkan.

Meskipun rasa sepi membunuhku perlahan.

Hati yang sudah hancur sehancur-hancurnya.

Entah kenapa perasaanku masih tetap sama, saat awal kita saling melepas rindu.

~~~~~

Cuaca cukup terik di Korea saat itu tidak menyurutkan tekad Al untuk masih berada didepan rumah Rene berharap agar Rene mau menemuinya lagi.

Sudah beberapa kali penjaga rumah mengusirnya, namun hal itu Al anggap seperti angin lalu saja.

"Rene, aku bakal nunggu kamu disini sampai kamu mau nemuin dan dengerin penjelasan dari aku." Teriaknya sekeras mungkin yang membuat penjaga rumah Rene marah.

"Hey, kau bisa diam tidak? Kau mengganggu ketenangan disini. Aku akan laporkan kepolisi jika kau masih berisik." Ucapnya.

"Ckk, I don't care what u talking about. I'll still be standing here for my lovely girlfriend, I love her so much." Ucap Al yang sebenarnya juga tidak dimengerti oleh dua penjaga disana.

Rene tidak sepenuhnya acuh, ia sebenarnya juga tidak tega melakukan ini. Namun apa boleh buat, rasa sakitnya saat melihat foto-foto yang memperlihatkan bagaimana rengkuhan Al pada wanita lain diatas ranjang membuat hatinya benar-benar remuk.

Rene diam-diam memperhatikan Al dari balik jendela kamarnya. Ingin ia berlari kebawah dan mengatakan bahwa ia rindu. Tapi rasa kecewa sudah mengalahkan segala kerinduannya.

"Mungkin kita memang seharusnya gak bareng lagi Al. Hati aku bakal lebih baik kalau tanpa kamu." Ucap Rene pelan lalu beranjak dari sudut jendela dan memilih untuk melakukan kegiatan lain yang bisa ia lakukan dirumah.

Cuaca yang tadinya terik perlahan berubah menjadi mendung. Al pun masih saja tidak beranjak dari depan pagar hingga rintik hujan mulai turun membasahi tubuhnya.

"Kenapa kau masih disini? Pulanglah, hujannya sangat deras." Ucap penjaga yang kasihan pada Al. Namun ia juga tidak mengerti kenapa majikannya begitu marah ketika Al datang.

"Irene, Irene ...." Hanya itu yang Al ucapkan ditengah kondisi tubuhnya yang mulai mengigil.

Penjaga yang mendengar itupun langsung masuk kedalam rumah dan menceritakan semua yang terjadi diluar, ia berharap Irene mau menemui Al, agar Al mau pergi meninggalkan rumah itu.

Tidak ada pilihan lain, akhirnya Rene keluar dengan berat hati.

Dilihatnya Al tengah berdiri sambil memeluk tubuhnya sendiri dengan bibir yang membiru karna kedinginan. Rene sangat paham bahwa Al begitu rentan dengan hujan.

"Rene ..." Mata Al sedikit terlihat berbinar saat Rene mulai mendekat kearah pagar dengan memegang payung.

"Gue gak mau tanggung jawab kalo lo mati didepan sini." Ucapan kasar Rene sebenarnya berbanding terbalik dengan perasaan hatinya yang begitu khawatir melihat Al.

"A-aku cuma mau jelasin semuanya, please de-dengerin aku sebentar." Al sedikit terbata karna tubuhnya bergetar.

"Cepet ngomong, gue ga punya banyak waktu."

"Mhh, semua foto yang kamu liat itu rekayasa. Aku ju-jujur kalau malam itu aku pergi ke club dan minum karna aku lagi stress. Tapi demi apapun a-aku gak pernah nyentuh cewek itu, aku sendiri diancam sama dia. Aku takut dia kirim foto itu kekamu karna aku gak mau kamu ngerasain kecewa yang lebih besar ke aku. Dia terobsesi sama aku Rene, aku gak sadar malam itu, aku punya buktinya di hp aku. Dan kalau kamu masih gak percaya kamu bisa ta-tanya sama Vio."

"DOMINO II" [ COMPLETED ]Where stories live. Discover now