𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐞𝐝 | 𝐃𝐢𝐬𝐚𝐬𝐭𝐞𝐫

20.3K 2K 40
                                    

Berikan dukungan kalian dalam bentuk vote & komentar, ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Berikan dukungan kalian dalam bentuk vote & komentar, ya. Aku sangat menghargainya, terima kasih♡

****

"Siapa sebenarnya kakak Danica?" tanya Jasmine pada Arden yang duduk di sofa berseberangan dengannya.

Arden tidak segera menjawab, melainkan malah tertawa kecil merespons pertanyaan Jasmine.

"Kau akan segera mengetahuinya. Masih hari pertama dari batas waktu yang diberikan oleh Nyx. Kita masih punya waktu satu hari lagi."

Jasmine memijit pelipisnya, "Baiklah, sudahlah, pergi saja. Aku hanya ingin menanyakan itu. Oh, iya, hati-hati saat meninggalkan rumahku. Jangan sampai Garlen melihatmu keluar. Itu bisa membahayakan."

Arden mengangguk. Ia menyentuh pundak Jasmine dengan lembut saat melewati gadis itu. "Aku sepenuhnya percaya padamu. Aku yakin kau akan menjadi mitra kerja yang baik denganku. Oh ya, tentang orangtuamu, maafkan aku, Jasmine. Aku terpaksa melakukan itu."

Ujaran terakhir dari Arden sebelum akhirnya ia benar-benar pergi dari rumah Jasmine. Jasmine memandang punggung Arden yang semakin menjauh dari ambang pintu.

Jasmine tertawa sinis, "Maaf? Apakah dia berpikir permintaan maafnya bisa mengembalikan orangtuaku?! Kau sungguh bodoh, Arden. Bodoh karena kau memberikan kepercayaan berlebih padaku!"

****

Pagi-pagi sekali, Jasmine sudah bangun karena ada jadwal kelas pagi. Ia bergegas menuruni tangga. Saat melintasi ruang makan, Bi Ratih berlari mendekati Jasmine.

"Non!"

"Non Jasmine!" panggilan Bi Ratih membuat Jasmine berhenti, hendak membuka pintu utama.

"Apa yang terjadi, Bi?"

"Non Jasmine, tidakkah kau ingin sarapan terlebih dahulu? Bibi sudah menyiapkan makanan."

Jasmine memijat pelipisnya, "Um, sepertinya tidak mungkin, Bi. Tolong saja siapkan bekal untukku. Aku khawatir terlambat."

Bi Ratih mengangguk dan kembali ke dapur untuk menyiapkan bekal. Sementara menunggu, Jasmine duduk di sofa. Namun, saat bel rumah berdering, Ia membuka pintu dan di depannya berdiri seorang pria paruh baya dengan ekspresi sombong. Di belakangnya ada dua pria berbadan kekar berpakaian hitam.

"Maaf, siapa kau?" tanya Jasmine, bingung.

Pria itu menghela napas, pandangannya mengukur Jasmine dari atas ke bawah. Lalu tanpa berkata sepatah kata pun, ia masuk begitu saja ke rumah Jasmine. Jasmine kaget.

"Hey, kakek tua, apakah kau bisa masuk seenaknya begitu saja? Apakah kau tidak mengenal sopan santun? Meskipun kau sudah tua, itu bukan alasan untuk tidak bersikap sopan!" kesal Jasmine.

Obsessed Where stories live. Discover now