𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐞𝐝 | 𝐄𝐱𝐭𝐫𝐚 𝐩𝐚𝐫𝐭 𝟏

36.3K 2.8K 233
                                    

Berikan dukungan kalian dalam bentuk vote &  komentar, ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Berikan dukungan kalian dalam bentuk vote &  komentar, ya. Aku sangat menghargainya, terima kasih♡

****

TIGA TAHUN KEMUDIAN....

"Sayang!" keluh Garlen, suaranya membawa kesal dan mengisi seluruh ruangan saat ia masuk ke kamar dengan kaki yang dihentakkan. Pintu kamar ditutup dengan keras, menciptakan dentuman seperti petir yang menyambar. Garlen merangkak naik ke kasur dan meletakkan kepalanya di paha 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢𝐧𝐲𝐚.

Saat ini, wanita yang telah menginjak usia 21 tahun itu menghadapinya dengan senyum hangat. Sambil menutup mata, Garlen merasakan sentuhan lembut tangan istrinya di kepala.

Iya, sejak istrinya hamil dan mengandung buah cinta mereka yang berumur enam bulan, ia terkadang menjadi seperti samudera yang tidak terduga, kadang datang dengan tenang, kadang dengan gelombang yang mengguncang. Terkadang, ia menjauh darinya, walaupun Garlen ingin mendekatinya seperti bulan yang ingin mendekati bumi.

"Ada apa, um?" tanya istrinya.

Namun, Garlen hanya menghembuskan napas dengan kasar. Ia merubah posisinya menjadi menyamping, mengarahkan pandangannya ke perut sang istri yang telah membesar.

Dengan lembut, Garlen meletakkan tangannya di bawah baju istrinya, meraba perlahan perut yang mengandung kehidupan.

"Aku berharap dia segera datang," ucap Garlen perlahan.

Istrinya mengangguk dengan senyuman lebar yang hangat.

Tersenyum, Garlen mengelus perut sang istri dengan gerakan penuh cinta, seolah ia ingin mengukir jejak kebahagiaan di sana.

"Hey, jagoan Daddy, kau janji jangan membuat Mommy kesakitan lagi, ya?" bisik Garlen sambil menempelkan telinganya ke perut yang sudah membesar.

Garlen mengangkat bagian bawah kaus besar istrinya dengan lembut. Wajahnya mendekati perut istrinya dan bibirnya menyentuhnya dalam ciuman singkat.

Kemudian, pandangan Garlen beralih dari perut istrinya ke mata istrinya yang bercahaya, seolah matahari yang menyinari dunia. Tatapan itu penuh cinta, tanpa kata-kata.

Tangan Jasmine yang lembut menyentuh pipi Garlen yang merah karena malu.

"Terima kasih karena telah tetap bersama aku. Aku tahu kau kuat. Terima kasih atas segalanya yang telah kau berikan padaku. Aku mencintaimu, Jasmine."

Jasmine tersenyum penuh rasa syukur. Ia melingkarkan tangannya di leher Garlen.

"Aku juga mencintaimu, suamiku."

Obsessed Where stories live. Discover now