𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐞𝐝 | 𝐃𝐢𝐬𝐚𝐩𝐩𝐨𝐢𝐧𝐭𝐦𝐞𝐧𝐭

24.6K 2.2K 99
                                    

Berikan dukungan kalian dalam bentuk vote & komentar, ya

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.


Berikan dukungan kalian dalam bentuk vote & komentar, ya. Aku sangat menghargainya, terima kasih♡

*****


Mata Garlen berkedip-kedip seperti sayap kupu-kupu yang perlahan terbang. Kepalanya yang tadinya merunduk, kini mendongak seperti burung elang yang bangkit tinggi. Garlen mencoba merapikan penglihatannya  saat rasa pusing masih menjalar di kepalanya seakan akibat dari pukulan balok kayu tadi.

Garlen mengarahkan pandangannya dengan tekad yang kuat. Terlihat Nyx berdiri di depannya dengan senyum yang menyengat seperti duri. Keinginan Garlen untuk mencongkel mata pria itu rasanya begitu kuat. Namun, sayangnya, tubuhnya terikat dengan tali seperti burung yang terperangkap dalam jaring laba-laba, dan rasa pusing masih berputar-putar di kepalanya seperti angin yang meniup perlahan.

"Lepaskan mereka, Nyx. Mari kita bicarakan dengan damai," ucap Edward berusaha merayu Nyx.

Namun, Nyx justru melepaskan tawa yang bergema seolah ombak yang memecah di pantai. Entah apa yang lucu, seakan ada kesenangan tersembunyi di balik tawa itu. Sepertinya pria ini memang gila, seperti orang yang terperosok ke dalam kegilaan.

"Apakah kau berpikir aku ingin mencari jalan pintas untuk kabur dari sini? Membicarakan dengan baik? Apa kau telah kehilangan akal sehat, Edward?!?" Nyx merespons dengan nada sinis dan tatapan tajam.

"Ada apa dengan tawaranku? Bukankah kita semua tahu bahwa peperangan ini telah berlangsung selama bertahun-tahun? Begitu lama, namun kau masih belum menyerah?" Edward memandang Nyx dengan sorot mata yang seperti pelaut yang tak kenal lelah mengarungi lautan badai.

Nyx tertawa penuh kecemoohan, seolah mengeluarkan racun ke dalam udara. Sinisnya tidak dapat disembunyikan, seakan menjadi bayangan yang menyertai setiap kata yang diucapkan. "Aku ingin membalaskan dendam atas nama Anfisa!!"

Edward menghela nafas dalam-dalam. "Kau tak akan mendapatkan kepuasan apapun dengan terus melanjutkan jalur ini."

Kegelapan tercipta dalam tatapan Nyx, seolah menggantikan cahaya matahari yang telah redup. "Aku akan menuntaskan dendam ini, tidak peduli apa pun yang terjadi."

Edward mengernyitkan keningnya. "Kenapa kau begitu keras kepala? Apakah ini adalah satu-satunya jalan yang kau lihat?"

Nyx menghela nafas panjang, seakan mengumpulkan tenaga untuk terus berlayar di tengah badai. "Dendam adalah peta yang telah mengarahkanku selama bertahun-tahun. Dan aku takkan berhenti hingga sampai pada tujuan akhir."

Mereka berdua saling menatap, seperti dua pejuang yang takkan mundur dalam medan pertempuran. Tatapan tajam mereka bersilangan.

Edward memutar bola matanya. Tak ingin banyak berbicara dengan Nyx yang hanya menghabiskan banyak waktu, Edward menoleh ke belakang. Mengisyaratkan Remus, salah satu anak buah Xander lewat matanya.

Obsessed حيث تعيش القصص. اكتشف الآن