6 | 𝐂𝐨𝐨𝐤𝐢𝐞𝐬

248 55 20
                                    

Kringg...

Bel pulang sekolah berbunyi.

"Kau mau kesana, Petra?"

"Iya. Kalian pulang duluan saja. Satu lagi, kalian jangan berpikiran yang aneh-aneh. Dia bukan pacarku. Aku hanya mau memberikan ini." tegas gadis itu.

"Hahahahaha.. Kau tahu isi pikiran kami ya Petra?" Charlotte terkekeh.

"Kalian kan memang seperti itu. Kalau begitu aku pergi dulu. Sampai jumpa besok disekolah. Dahh... " Petra melambaikan tangan kepada temannya.

"Oh iya, Petra! Beritahu aku nanti siapa namanya"

"jangan lupa untuk menceritakannya padaku kalau kalian mengalami perkembangan"

Petra memutar bola matanya malas. Lebih memilih tuk segera pergi meninggalkan ketiga temannya.

"Dahh Petra, hati-hati di jalan." ucap mereka bertiga.

"Hahahaha.. Lucu sekali"

-

-

-

Diperjalanan menuju kedai kopi Levi, Petra bertemu dengan salah satu teman satu sekolahnya. Siapa lagi kalau bukan Farlan. Pemuda bernama lengkap Farlan Church itu tampak berjalan dengan santai di tepi jalan.


"Farlan!" seru Petra.

"Eh, Petra? Kau mau kemana lagi? Kenapa tidak pulang?"

"Hmm.. Aku ingin mampir lagi ke kedai kopi yang ada disana." Petra menunjuk ke sebuah kedai yang jaraknya sudah tidak jauh lagi dari tempat mereka berdiri.

"Begitu ya, kau jadi sering kesana akhir-akhir ini. Kupikir kau tidak suka kopi."

"Aku suka kopi, hanya saja kau tidak mengetahuinya" balasnya.

"Oh ya?"

"Hmm.."

"Kau kelihatan senang sekali, ada apa?" tanya Farlan dengan tatapan meneliti. Juga penasaran.

"Ahahaa... tidak ada kok, aku hanya ingin memberikan ini kepada Levi-san." meski samar, Farlan bisa melihat semburat merah merona tergambar di pipi Petra. Dan siapa itu Levi-san? Farlan tidak mengenalnya. Apa dia kekasih Petra?

"Levi-san? Dia kekasihmu?" tanya Farlan penasaran.

"Hah? Bukan! Dia adalah pemilik kedai yang sering aku kunjungi. Aku mau memberikan cookies ini sebagai tanda terima kasih karena telah memberiku cafucino gratis kemarin." jawab Petra.

"Kemarin kau kesana juga? Dengan siapa?"

"Kemarin aku membantunya membawakan tas belanjaan. Karena dia terlihat kesulitan. Aku tidak mungkin meninggalkannya begitu saja, kan?"

Farlan menghela nafas pelan, "begitu ya... Oke"

"Kenapa? Kau ingin pergi juga?"

Farlan menggeleng sambil tersenyum enggan. Tampak raut malas di wajah pemuda tersebut. "Tidak. Mungkin lain kali. Ada tugas sekolah yang harus aku kerjakan"

Petra mengangguk, "Oke. Aku duluan ya.. Hati-hati di jalan, Farlan. Sampai jumpa"

"Iya, sampai jumpa"

Petra berlari kecil menuju kedai meninggalkan Farlan yang masih berdiri. Jarak yang sudah sangat dekat membuatnya tak harus membutuhkan waktu lama.

"Levi-san" ucap Petra dengan nada ceria.

𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐘𝐨𝐮 𝐅𝐨𝐫𝐞𝐯𝐞𝐫Where stories live. Discover now