22 | 𝐡𝐮𝐫𝐭 (𝟐)

232 54 24
                                    

Daun-daun hijau melambai menyapa seorang gadis yang terduduk melamun di bangkunya seraya menopang dagu. Burung-burung berkepak sayap dan berkicau menghibur si gadis yang tengah dilanda hati sendu.

Walaupun sudah empat hari berlalu Petra tidak mengunjungi kedai kopi milik si pria undercut, benaknya masih saja terngiang kepada kata-kata dari seorang gadis berambut hitam yang senada dengan si pria. Bahkan mengganggu aktivitas belajarnya.

"Stroberi?" salah satu sahabatnya, Ae-Ri, memanggil dengan lembut.

Orang yang mempunyai nama lain stroberi itu menoleh, memperlihatkan wajahnya yang biasa-biasa saja tetapi tidak dengan hatinya.

"Hn?"

"Kau baik-baik saja?" tanyanya khawatir.

"Aku?" Petra menunjuk dirinya lalu tertawa, "tentu baik-baik saja. Kenapa?"

Ae-Ri, si gadis Korea, merasakan ada yang berbeda dengan sahabat mungilnya itu. Seperti ada sesuatu yang disembunyikan gadis bermarga Ral tersebut. Ae-Ri mengenal Petra sudah cukup lama. Ae-Ri juga yakin kalau ada masalah yang menimpa Petra sampai membuatnya berbeda dengan biasanya. Namun Ae-Ri tidak tahu apa itu.

"Kau tak bisa bohong padaku"

Petra tersenyum cerah, "aku baik-baik saja, sungguh"

Ae-Ri menyentuh tangan hangat Petra kemudian menggenggam-nya erat. "Jangan buat aku khawatir, jika ada apa-apa cepat beritahu kami. Aku, Charlotte, dan Nifa adalah sahabatmu. Kami selalu ada untukmu"

Petra membalas genggaman tangan Ae-Ri. Lebih hangat. "Terima kasih banyak. Aku akan memberitahu kalian jika memang ada yang membuatku terganggu, tanpa perlu disuruh. Tenang saja"

Mereka berdua tersenyum. Mengabaikan sejenak isi hati Ae-Ri yang khawatir setengah mati terhadap sahabatnya. Tapi seperti yang dikatakan barusan, rasa khawatir Ae-Ri mengalahkan segalanya. Ae-Ri menghilangkan senyuman hangatnya kepada Petra yang diganti dengan tatapan intimidasi.

"What the hell Petra, cepat katakan! Aku tidak ingin sesuatu buruk terjadi kepada sahabatku"

Petra bengong sebentar lalu tertawa lagi, "ahahahaha.. Ae-Ri, ada apa denganmu? Kau jadi mirip ayahku"

"Serius!"

Petra menghentikan tawanya, memegang kedua pundak Ae-Ri "Aku juga serius. Kau tidak mempercayaiku, hum?"

"Bukan itu maksudnya, tapi..."

"Kenapa?" potong Petra, "apa aku sudah tidak diberi kepercayaan lagi oleh sahabatku sendiri?"

"Petra... Bukan itu maksudku.."

Melihat mimik wajah Petra yang sulit dipahami, Ae-Ri merasa bersalah dan akhirnya ia pun mengalah.

"Baiklah, maaf.. Maaf aku terlalu berlebihan padamu"

"Sudah tidak apa-apa. Terima kasih sudah mengkhawatirkanku"

Mereka berdua tersenyum lagi. Dan Petra pun berhasil menyembunyikan semuanya. Petra berpikir bahwasanya ia tidak perlu memberitahu apapun masalahnya kepada ketiga sahabatnya. Itu murni masalah pribadi Petra. Mereka pun pasti akan tertawa mendengar dongeng Petra yang sakit hati kepada orang yang bukan siapa-siapanya.

𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐘𝐨𝐮 𝐅𝐨𝐫𝐞𝐯𝐞𝐫Where stories live. Discover now