15 | 𝐭𝐡𝐚𝐭 𝐰𝐞𝐢𝐫𝐝 𝐟𝐞𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠

282 58 45
                                    

Petra duduk ke tempat semulanya mengabaikan Farlan yang bertingkah laku aneh. Dengan Levi yang berada di depannya, Petra mengambil satu cangkir cafucino lalu meneguk cairan manis tersebut.

"Kalian sudah kenal sejak lama?" Levi memulai pembicaraan.

"Iya. Aku dan Farlan sudah saling kenal sejak kami duduk di bangku SMP" Petra memegang cangkir cafucino dengan kedua tangan. Memperhatikan bulir-bulir cafucino yang bergerak dari tengah ke sisi.

"Kalian ada masalah?"

"Eh? Tidak. Kami tidak apa-apa. Farlan memang terkadang seperti itu, biarlah" jawab Petra enteng. Sedangkan dalam hatinya ia juga tidak mengerti apa yang terjadi dengan teman lelakinya itu.

Levi mengangguk tanda mengerti. Pria itu membiarkan Petra menikmati minumannya sedangkan dirinya sendiri sibuk mengelap gelas-gelas yang akan ia simpan kedalam lemari.

Jam sudah menunjukkan hampir pukul enam. Satu per satu orang yang berkunjung mulai pergi meninggalkan kedai. Sudah waktunya bagi Petra untuk pulang kerumah, namun gadis itu tak ingin melewatkan kesempatan emas menikmati dua cangkir cafucino sekaligus.

Atensi milik Petra tertarik kepada sebuah foto yang diletakkan terbalik. Foto tersebut ditindih oleh kunci mobil diatasnya. Petra baru menyadari kalau ada foto disana, padahal tadi ia tidak melihatnya. Penasaran, Petra pun mengambilnya. Di belakang foto tersebut tertera nama seseorang atau mungkin nama marga yang ditulis tangan menggunakan tinta hitam.

"Ackerman...."

Petra membaliknya dan disaat yang bersamaan Petra juga terkejut. Foto itu adalah foto Levi, tetapi ia tidak sendiri. Levi berfoto bersama seorang gadis yang berdiri di samping nya. Mereka berdua bergantengan tangan. Sedangkan sebelah tangan si gadis membentuk huruf 'V' yang diangkat keatas sambil tersenyum ke arah kamera. Di belakang mereka berdiri menara eiffel, Petra tebak kalau mereka sedang berada di Paris.

Gadis itu cantik. Memiliki warna mata yang menawan.

"Siapa ini?"

Ada rasa nyeri dalam diri Petra. Entahlah.. Rasa perih seperti lecet namun bukan di kulit, melainkan di hati.

Melihat itu, Levi langsung merebutnya dari tangan Petra kemudian meremas foto tersebut dan membuangnya ke tempat sampah.

"Bukan siapa-siapa"

Petra mematung. Ia merasakan perubahan drastis pada suasana hati Levi tatkala pria itu membuang foto tersebut. Petra tidak tahu... Apakah gadis dalam foto itu pernah berbuat kesalahan padanya? Hingga membuat Levi sekesal itu.

"Kenapa kau mengambilnya, hah?" tanya Levi geram.

Petra terperanjat. "A-aku.. Aku minta maaf. Aku benar-benar minta maaf"

"Itu adalah barang pribadiku, seharusnya kau tidak melakukan itu!" tambah Levi emosi. Mungkin pria kelam itu lupa kalau gadis yang diajaknya bicara adalah Petra. Hatinya sudah terlanjur tersurut amarah.

"Kau pasti sudah diajarkan orang tuamu agar tidak berbuat lancang, kan?"

Jemari Petra bergetar hebat. Amarah Levi terasa menusuk langsung jantungnya, "Tolong maafkan aku. Aku tidak berniat sama sekali menyentuh barang pribadimu, aku benar-benar minta maaf. Aku janji tidak akan melakukannya lagi"

"Sungguh, kau sudah membuatku kesal" Levi mengepalkan tangan.

"Maafkan aku.." Petra menundukkan kepala kebawah, tidak berani menatap pria di hadapannya. Petra belum mengenal Levi lebih jauh, makanya ia tersentak ketika mendapati Levi semarah itu padanya.

Levi berdecih kesal kemudian pergi ke belakang untuk membereskan beberapa piring dan gelas sebelum menyimpannya kedalam lemari. Masih di tempat yang sama, diam-diam Levi melirik Petra melalui ujung matanya.

𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐘𝐨𝐮 𝐅𝐨𝐫𝐞𝐯𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang