(Flashback)

2.2K 112 5
                                    

Seorang anak perempuan menangis dengan keras karena mendengar keputusan Ummi dan juga Abinya untuk memasukkannya ke dalam pesantren, dia tidak mau karena pikirannya sudah terisi dengan pendapat orang-orang di sekitarnya mengenai kehidupan pesantren.

"Ummi, Nazwa nggak mau hiks. Kata tetangga di depan rumah kalau di pondok di larang main," Ujar anak itu dengan tangisan pilunya.

"Kata Kak Sahra juga di pesantren kayak masuk penjara," Sambung Nazwa dan di hadiahi tawa oleh beberapa anggota keluarga.

"Nazwa sayang, di pesantren itu enak loh nak. Bertemu dengan teman baru, orang-orang yang sholeha, mereka juga baik-baik loh. Itu Kak Sahra ngomong karena awal masuk dan belum betah lihat sekarang masyaAllah, pakaiannya bagus sekali sudah sesuai syari'at dan juga kamu lihat nggak nak? Kak Sahra juga sudah punya banyak hafalan loh nak. Kamu nggak mau beri Ummi dan Abi hadiah rumah di surga?" Ujar Ruqayya—Ummi Nazwa.

"Tapi Nazwa takut, Nazwa nggak mau pokoknya. Nazwa bisa menghafal sendiri di rumah, Nazwa juga mau kok pakaian syar'i demi Ummi dan Abi," Ujar Nazwa tak mau kalah.

Hingga, seorang anak lelaki yang sedari tadi menyaksikan kerewelan Nazwa beranjak dari duduknya dan menarik dengan lembut tangan anak itu.

"Nazwa, kamu suka kan kalau di puji cantik?" Tanyanya.

Nazwa menghapus air matanya lalu mengangguk pelan, dan spontan membuat anak lelaki tersebut tersenyum manis.

"Nazwa kan sudah di anugrahi Allah kecantikan rupa dan paras, sekarang mulai dari usia Nazwa saat ini, kamu harus mempercantik akhlak mu juga, kamu kan suka yang cantik-cantik," Ujar lelaki itu memberi pemahaman.

"T-tapi kan Kak Yusuf, Nazwa takut kalau gak bisa lihat Umma dan Abi, takut juga kalau gak bisa main sama teman-teman," Terang Nazwa.

Yusuf menggeleng "Tante Ruqayya dan Paman Fauzan pasti sering kok mengunjungi mu, dan kamu akan bertemu dengan teman baru di sana yang nggak kalah asik," Ujar Yusuf.

"Gimana?" Sambungnya.

Nazwa sedikit berpikir, di tambah semangat dari keluarga lain membuat Nazwa jadi yakin.

"Nazwa mau masuk, asalkan Umma dan Abi rajin tengok Nazwa yah?" Ucap Nazwa.

"Iya sayang in syaa Allah," Jawab Ruqaiyya.

———

"Nazwa yakin hari ini gak pulang lagi? Udah berapa kali libur loh bahkan sudah empat tahun kamu nggak pulang buat libur," Ujar seorang wanita yang berusia seperti Ummi Nazwa.

Nazwa menggeleng lalu menatap sahabatnya Azkia "Azki, kamu pulang aja. Aku nggak apa-apa kok di sini lagian hanya sampai tiga hari doang," Jawab Nazwa pelan.

"Nggak ah, lagian takutnya kalau pulang hanya buat libur tiga hari aku main hp lagi di rumah dan buat hafalan ku hilang," Jawab Azkia berbohong, padahal dia hanya ingin menemani Nazwa yang hanya sendirian di sini.

"Yaudah Ustadzah hanya tanya kok, Ustadzah masalahnya bingung aja tiap ada jatah libur dan pulang Nazwa selalu nolak buat pulang. Sekali-kali bertemu orang tua yah nak."

Nazwa hanya mengangguk pelan, dia tidak ingin bertemu kedua orang tuanya karena takut akan merengek minta lebih lama lagi di rumah dan bersama Ummanya. Nazwa cukup tahu diri untuk hal itu.

"Ibu ngirim oleh-oleh dari kampung, semalam aku udah nelpon kalau nggak bisa pulang dulu," Ujar Azkia kepada Nazwa.

"Azkia, aku mau ngomong sesuatu sama kamu," Ujar Nazwa serius.

"Ngomong apa atuh? Seserius itu yah?" Tanya Azkia lagi.

Nazwa mengangguk pelan.

"Terakhir pulang, aku bertemu dengan sepupu ku Yusuf," Ucap Nazwa pelan.

"Lalu?" Tanya Azkia serius.

"Assalamualaikum, Nak ayo balik rumah dulu. Keluarga yang lain kangen sekali sama kamu," Ucap Jamila yang tiba-tiba saja masuk kamar.

"Ummi, kok Ummi di sini?" Tanya Nazwa terkejut.

"Ummi udah rindu, kamu kenapa gak mau pulang ke rumah sih nak? Kamu masih dendam sama Ummi dan Abi mu karena membawa mu kemari?" Tanya Ruqaiyya sedih.

Dengan cepat Nazwa menggeleng "Nggak Ummi, Nazwa minta maaf. Tapi Nazwa memang nggak mau pulang karena takut berat lagi untuk kembali di sini," Jawab Nazwa jujur.

"MasyaAllah nak, yaudah ayo kita pulang ke rumah. Ummi janji, kalau udah masuk lagi Ummi akan antar kamu tepat waktu, walau kamu ngerasa berat," Ujar Ruqaiyya.

"Tapi Ummi, di sini aku hanya berdua sama sahabat ku Azkia. Nggak mungkin kan aku ninggalin dia."

"Siapa bilang kita mau ninggalin Azkia? Ummi mau sekalian bawa dia ke rumah, mau jamu dia karena rasa terimakasih Ummi di saat kamu butuh bantuan bahkan sakit Azkia ada buat kamu," Ujar Ruqaiyya lagi.

Azkia lalu membujuk Nazwa untuk pulang, sepertinya dia cukup paham perasaan Ummi Nazwa dalam hal ini.

"Pulang yah Nazwa? Aku temenin deh, kasihan Umma mu dia udah kangen loh sama kamu," Ujar Azkia.

Akhirnya, Nazwa mau dan di bantu oleh Ruqaiyya mereka berkemas dan membawa beberapa baju. Hingga, pada saat sampai di depan tepat di depan mobil ia melihat Yusuf yang tengah duduk di balik kemudi.

"Assalamualaikum Kak Yusuf lama nggak bertemu," Sapa Nazwa dengan bahagia karena mendapati Yusuf lah yang mengantarkan Umminya kemari.

Namun nihil, ia tak mendapatkan jawaban sama sekali sesekali ia melirik ke arah Yusuf bahkan lelaki itu berekspresi datar tak terbaca.

"Nazwa, udah lihat di dalam ada siapa? Kak Yusuf kan? Tadi Ummi ngajak dia buat jemput kamu, berhubung Paman tengah berkunjung ke rumah kita," Ujar Ruqaiyya yang baru saja sampai bersama Azkia.

"Ayo Azkia, pokoknya jangan sungkan yah nak? Kalau udah sampai ke sana, anggap saja rumah sendiri," Ujar Jamila kepada Azkia.

"I-iya Tante, terimakasih," Jawab Azkia lagi.

Mereka bertiga lalu naik ke dalam mobil, pembicaraan di buka oleh Jamila yang kadang di jawab oleh Nazwa dan Azkia. Sementara itu, Yusuf masih terus diam dengan wajah datarnya.

'Kak Yusuf kenapa berubah?'


******
Bismillah, up lagi nih hehe. Selamat membaca jangan lupa vote dan comment 🌹

Wanita Kedua Suamiku (On Going)Where stories live. Discover now