Kerumah Bersama

1.9K 117 9
                                    

Tok..

Tok..

Setelah beberapa detik ia mengetuk pintu, ia tidak juga dapat respon apa-apa namun, samar-samar terdengar suara lantunan ayat suci dari balik pintu, hingga tanpa menunggu pintu di buka ia sudah lebih dahulu membuka pintu tersebut. Wanita yang tengah duduk di ranjang menatap lelaki yang membuka pintu kamarnya dengan seksama.

"Assalamualaikum," Ujar lelaki itu melangkahkan kakinya ke dalam kamar.

"Waalaikumsalam, loh udah balik aja?" Ujar wanita itu malu-malu sembari menatap jam dinding di kamarnya.

"Seperti yang kau lihat," Jawab lelaki tersebut datar.

Wanita tersebut hanya mengangguk, lalu mengambil beberapa barang-barang yang di pegang suaminya kini.

"Istrahat dulu Mas, kamu udah sholat subuh?" Tanya wanita itu lagi.

"Udah, kamu sudah berkemas? Kalau belum, kamu bisa berkemas. Nggak usah urus barang-barang saya karena koper saya juga nggak kebongkar, kalau saya bangun kita langsung balik rumah kita yang baru," Jawab lelaki itu dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur.

Hingga, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Lelaki itu lalu bangun, mandi dan sedikit mengerjakan beberapa berkas yang ia bawa pulang.

"Kamu sudah berkemas?" Tanya lelaki itu.

Merasa pertanyaannya tidak di jawab, lelaki itu lalu memanggil wanita itu "Nazwa."

"Ah, i-iya Mas Yusuf. Mas perlu bantuan?" Tanya Nazwa lalu berdiri berjalan ke arah Yusuf.

"Kamu sudah kelar berkemas?" Tanya Yusuf sekali lagi.

"Iya sudah. Mau balik sekarang?" Jawab Nazwa.

Yusuf menghela nafas berat lalu menatap wanita yang berdiri sedikit jauh darinya itu.

"Kamu kenapa?" Tanya Yusuf cepat.

Nazwa hanya menggeleng sebagai jawaban lalu mengangkat kopernya keluar namun, tangannya segera di tahan oleh Yusuf.

"Jawab saya," Ucap Yusuf.

"Sudah aku jawab Mas, aku nggak apa-apa," Jawab Nazwa pelan lalu melepaskan tangan Yusuf.

"Kamu marah saya tinggalkan pada saat kelar akad nikah kemarin?" Tanya Yusuf lagi.

"Aku nggak marah, aku bahkan udah mau seratus kali bilang nggak marah. Itu sudah tanggung jawab yang nggak bisa di lalaikan," Jawab Nazwa dengan suara kecil.

"Oke, saya anggap itu jawaban jujur yah Nazwa. Jangan kayak anak kecil," Ucap Yusuf lalu keluar kamar mendahului Nazwa.

———-

Nazwa menatap Ummi, Abi, dan juga Gibran secara bergantian. Melihat wajah mereka bertiga rasanya air matanya akan segera mengalir.

"Nazwa, ingat pesan Ummi yah nak? Ohiya resep masakan rahasia Ummi sudah di catat di buku kecil yang semalam Ummi kasih ke kamu. Semoga kamu mampu membahagiakan suami mu dan berbakti padanya," Ucap Ruqaiyya semangat.

Nazwa tersenyum canggung lalu memeluk Riqaiyya dengan erat. Rasa berat untuk berpisah dengan keluarganya kembali hadir, namun dia harus tetap mengikuti suaminya biar bagaimana pun kini statusnya sudah berbeda.

"Abi, mohon doanya yah? Doakan Nazwa agar bisa menjadi istri yang sholeha untuk Mas Yusuf," Ucap Nazwa pelan.

Fauzan hanya mengangguk, dia kehabisan kata-kata melihat putri satu-satunya meninggalkan mereka.

"Abi, Nazwa minta maaf telah merepotkan Abi. Terimakasih untuk semuanya yah Abi, Nazwa sayang Abi," Sambung Nazwa lagi.

"Heh, jangan bilang terimakasih nak. Semua ini sudah kewajiban Abi. Jaga diri baik-baik yah nak, kalau kamu sakit kamu bisa nelpon Ummi, Abi, dan juga Mas mu kita pasti akan mengunjungi mu. Jaga sholat dan layani Yusuf dengan baik," Ucap Fauzan menasehati putrinya.

Nazwa mengangguk sebagai jawaban, namun ketika akan menyalami tangan Gibran lelaki itu malah pergi dan menghindar. Ada rasa berat di hati lelaki itu untuk melepas adiknya.

"Udah nggak apa-apa, kamu tahu sendiri kan Mas mu itu?" Ucap Jamila kepada Nazwa.

Nazwa hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Ummi, Abi, Yusuf dan Nazwa pergi dulu yah? Jangan khawatir aku akan menjaga Nazwa dan kami akan baik-baik saja," Ucap Yusuf ramah sembari menyalami tangan mertuanya itu.

"In syaa Allah sayang. Kami percaya kau bisa menjaga istrimu dengan baik," Jawab Ruqaiyya dengan wajah yang kini tengah menahan tangis.

"Yaudah, ayoo kalian cepat balik. Keburu malam sampenya kalau lambat-lambat," Ucap Fauzan.

Pada saat Nazwa dan juga Yusuf keluar rumah, Nazwa mulai khawatir karena takut tidak bertemu dengan seseorang yang ia tunggu. Namun, dari kejauhan ia melihat sepeda motor sahabatnya yang kini masuk di pekarangan rumah.

"Nazwa," Panggil Azkia.

Nazwa sedikit berlari menghamiri Azkia "Aku kira kamu nggak akan datang," Ucap Nazwa dengan air mata yang kembali berurai.

"Hussstt..aku datang kok, kamu baik-baik yah di sana. Jangan sakit, harus jaga makan, jangan lupa muroja'a, sholat juga yah," Ucap Azkia mengingatkan.

Nazwa mengangguk lalu memeluk Azkia dengan erat "Azkia, kamu kalau ada waktu jalan-jalan ke tempat baru ku yah? Nanti nginap di rumah ku. Aku nunggu kamu," Ucap Nazwa lagi.

"Iya Nazwa, udah sana samperin pangeran mu, nanti sampainya kemalaman kalau kebanyakan ngobrol kita. Ohiya, aku ada hadiah makanan untuk mu, ini makanan favorit mu. Jangan lupa di makan yah? Biar asam lambung mu nggak kambuh lagi," Ujar Azkia bercanda.

"Iya-iya, kamu jaga diri di sini yah? Titip salam sama Ibu mu," Ucap Nazwa lalu meninggalkan Azkia yang masih menatapnya dengan tatapan sedih.

Nazwa melambaikan tangan kepada Azkia ketika wanita itu telah pergi dengan sepeda motornya. Nazwa lalu masuk ke dalam mobil dan mendapati Yusuf yang kini tengah menatapnya dengan datar.

"Kamu siap?" Tanya Yusuf.

Nazwa mengangguk yakin, Yusuf lalu menyalakan mesin mobilnya dan melesat pergi meninggalkan pekarangan rumah Nazwa.

Suasana menjadi hening ketika mereka meninggalkan rumah Nazwa, wanita lebih memilih menyelam dalam pikirannya di bandingkan memulai pendekatan dengan suaminya.

"Nazwa," Suara itu terdengar cukup berat dan dingin.

Nazwa spontan menoleh ke arah Yusuf lalu menatap lelaki itu dengan tatapan tanya.

"Kau bahagia dengan pernikahan ini?" Tanya Yusuf tak ingin basa-basi.

Nazwa mengangguk jujur, dia memang bahagia tapi kebahagiaannya tertutupi dengan rasa sedihnya karena kejadian semalam.

"Baiklah. Kita belajar saling mencintai saja kalau begitu," Ucap Yusuf lagi lalu kembali terdiam.

'Tapi aku nggak perlu belajar mencintai, karena aku sudah mencintai mu' Sambung Nazwa membatin.

*****
Assalamualaikum, Berbagi Surga kembali up. Selamat membaca jangan lupa vote dan comment🌸

Wanita Kedua Suamiku (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang