Mencari tahu sebuah rahasia

1.6K 85 2
                                    

"Mas Yusuf, aku dengar Mas Yusuf ngebahas Mamanya teman Mas Yusuf tadi," ucap Nazwa pelan.

"Hasan bukan teman ku, dia sepupu jauh kita. Sayangnya dia nggak kenal kamu begitupun sebaliknya. Mungkin Hasan hanya kenal Gibran deh," jawab Yusuf.

"Memangnya mereka tinggal di mana?" Tanya Nazwa penasaran.

"Sekota dengan sahabat mu Azkia, saya baru ingat kalau kota yang kamu sebut-sebut itu adalah kota yang sama dengan tempat tinggal orang tua Hasan. Udah lama nggak berkunjung ke rumah mereka, rasanya rindu."

Nazwa nampak berpikir, apakah nama itu adalah nama yang kebetulan sama? Ataukah nama itu adalah nama orang ia cari.

"Ohiya? Hasan itu berapa bersaudara Mas?" Tanya Nazwa penasaran.

"Hanya berdua, yang pertama ada Mbak Noora dan kedua ada Hasan. Mbak Noora udah nikah, tinggal Hasan aja yang belum," jawab Yusuf penuh antusias menceritakan tentang keluarga mereka.

"Mas..kalau nggak bisa sehari di rumah Azkia boleh dua hari nggak?" Tanya Nazwa lagi.

Yusuf menatap istrinya kini dengan lekat.

"Nazwa, kamu menyembunyikan sesuatu kepada ku yah? Kenapa saya nggak tenang kamu mau nambah hari ke sana," ucap Yusuf sembari memegang kedua bahu Nazwa.

Nazwa menggeleng tersenyum.

"Aku mau cerita banyak hal sama Azkia Mas, aku rindu aja sama dia," jawab Nazwa berbohong.

Ia wanita ini tengah berbohong, mungkin dia akan mencari wanita tersebut. Apapun konsekuensinya dia harus bertemu.

"Mas Yusuf, aku peluk yah?" Izin Nazwa.

Yusuf lalu menarik Nazwa dalam dekapannya, hatinya gusar. Seakan-akan Nazwa tengah menyembuyikan sesuatu padanya.

"Tolong beri aku kekuatan di tiap-tiap keadaan ku, sekarang aku hanya punya kamu Mas," ucap Nazwa dengan suara kecil tertahan dan memeluk erat lelaki yang berstatus suaminya kini.

Yusuf bergeming.

"Aku benar-benar butuh di kuatkan oleh mu Mas," sambung Nazwa.

Yusuf lalu melepaskan pelukannya dan menatap wajah Nazwa yang kini terlihat murung.

"Nazwa, kau tengah bicara apa? Heii..selain aku, kamu punya banyak orang-orang di sekitar mu yang mampu menguatkan mu, kamu punya kita semua Naz. Aku, Ayah, Ibu, Ummi, Abi, Gibran kita adalah definisi kekuatan untuk mu."

'Mereka berkhianat, berbohong Mas. Dan hal itu membuat ku berhenti menjadikan mereka sumber kekuatan,' sambung Nazwa membatin.

"Sekarang udah beda keadaannya, kita berdua sudah membangun rumah tangga yang di dalamnya hanya ada kamu dan aku. Sudah sepantasnya kan kamu menjadi kekuatan ku satu-satunya?" Ucap Nazwa lagi.

Yusuf mengangguk lalu kembali memeluk Nazwa dengan erat.

"Kamu aneh, benar-benar aneh. Aku nggak tenang kalau kamu ngomongnya begini, tapi dari banyaknya janji yang harus ku tunaikan, menjadi sumber kekuatan mu bukan lagi sebuah janji dan mulai saat ini akan menjadi kewajiban ku."

"Terimakasih Mas, semoga Allah merahmati mu dan selalu menjaga mu."

———-

Wanita Kedua Suamiku (On Going)Where stories live. Discover now