Asisten Yusuf

1.3K 67 1
                                    

Update sesuai mood hehe, gk ada jadwal tertentu. Okey, selamat membaca dan jangan lupa vote dan comment yah🥰

————

Pesta di adakan dengan begitu meriah, beberapa anggota keluarga berkumpul di sini termaksud keluarga ku. Aku menatap sekeliling ku, Mas Yusuf benar-benar menggunakan masa mudanya untuk membangun perusahaan impiannya. Aku tahu ini tidak mudah, dan ini adalah sebuah pencapaian yang ia tunggu-tunggu dari lama. Mas Yusuf memperkenalkan ku dengan beberapa kolega bisnisnya, bisa di bilang ini perdana karena beberapa di antara mereka tidak di undang pada saat hari pernikahan kami.

"Maa syaa Allah, ini yah wanita di balik lelaki sukses seperti Yusuf ini," tegur seorang wanita paruh baya yang ku ketahui adalah istri dari teman Mas Yusuf.

Aku hanya tersenyum simpul menanggapi kalimat beliau. Sepertinya, tempat seperti ini memang bukan  untuk ku, pembahasan mereka bahkan tidak ku pahami.

"Bisa saja Nyonya Farida ini, tapi memang benar adanya, saya baru saja merasakan apa yang Tuan-Tuan di sini rasakan, di dampingi oleh wanita yang di cintai untuk terus berproses rasanya berbeda sensasinya juga membahagiakan," jawab Mas Yusuf terdengar bercanda.

"Jadi ingat awal menikah," sambung wanita yang di panggil Farida dengna tersipu malu dan di hadiahi gelak tawa dari yang lain.

Tatapan ku terkunci pada seorang wanita yang berkerudung syar'i dia terlihat baru datang sedikit telat. Dia menyapa beberapa rekan kantornya dan datang menghampiri suami ku.

"Maaf Tuan Yusuf, saya sedikit telat. Saya harus mengurus Ibu saya yang baru kelar terapi," ucapnya pelan.

Mas Yusuf hanya mengangguk, dan wanita itu lalu menatap ku.

"Nyonya, perkenalkan saya Khalisa asisten Tuan Yusuf. Senang bertemu dengan anda," sapanya dengan ramah.

"Salam kenal Khalisa saya Nazwa," jawab ku.

"Anda lebih cantik dari yang saya kira Nyonya," sambungnya sembari tersenyum lebar.

"Ohiya Nyonya, mau saya ajak keliling stand makanan? Makanannya enak-enak loh, ayo Nyonya," ajaknya.

Aku tertarik dengan Khalisa ini, dia benar-benar ramah dan aku langsung di buat nyaman olehnya. Aku lalu meminta izin kepada Mas Yusuf dan pergi bersama Khalisa.

Wanita itu dengan lugas menjelaskan menu-menu makanan yang ada dan juga asal daerahnya, bahkan ada beberapa menu restoran baru yang di dirikan Mas Yusuf juga tersaji. Dan baru ku ketahui, Khalisa adalah asisten Mas Yusuf.

"Ohiya Nyonya ini namanya Bang Abizar beliau adalah chef masakan nusantara di restoran baru Tuan. Chef Abizar ini istrinya Tuan Yusuf," ucap Khalisa memperkenalkan kami.

"Maa syaa Allah, semoga anda suka dengan masakan saya yah Nyonya," jawab Abizar dengan ramah.

"Gimana Nyonya? Mau coba yang mana dulu?" Tanyanya.

"Sepertinya nasi rendang cocok dengan perut ku yang sudah kosong ini," jawab ku.

Kami berdua lalu terkekeh dengan bersamaan. Dia lalu mengambilkan aku nasi dan beserta lauknya, aku menatapnya dengan tatapan takjub wajar saja Khalisa di pilih oleh Mas Yusuf untuk menjadi asistennya, dia begitu lincah dan juga terlihat berwawasan luas.

"Khalisa, kenapa telat?" Tanya seorang lelaki.

"Ibu ku harus terapi dulu, jadi aku temani. Alex, kau sudah lihat istrinya Tuan Yusuf belum?" Tanyanya.

Lelaki yang di panggil Alex mengangguk dan berucap "Sudah, cantik dan terlihat muda,"

"Benarkan? Yaudah aku ke sana dulu, beliau sudah menunggu," ucapnya lalu datang menghampiri ku.

Kami berdua lalu duduk, bahkan terlarut dalam obrolan ringan. Khalisa ini adalah tipikal orang yang baik di ajak berbicara bahkan kami sudah seperti sahabat lama yang baru saja bertemu, cerita kami selalu nyambung dan kadang-kadang menimbulkan gelak tawa.

Setelah beberapa jam bersama Khalisa, wanita itu memutuskan pamit untuk pulang pasalnya ia harus mengurus Ibunya agar tidak telat minum obat bahkan tidur. Kami juga bertukar nomor telepon, dia bahkan berucap akan membantu menjaga Mas Yusuf untuk ku.

.

.

.

"Bagaimana tadi? Kau menikmati pestanya?" Tanya Mas Yusuf.

Aku tersenyum dan mengangguk "Aku bahkan punya kenalan baru di sama Mas," jawab ku penuh antusias.

"Wah..siapa memang? saya agak nggak memperhatikan mu karena sibuk menyambut tamu," tanyanya penasaran.

"Namanya Khalisa, dia baik dan juga sangat ramah yah? Bahkan ketika berbicara dengannya aku sangat takjub karena dia berwawasan luas dan juga sangat lincah," ucap ku penuh kagum.

Mas Yusuf tersenyum simpul lalu membelai kepala ku yang tertutup kerudung.

"Jangan terlalu takjub dengan orang lain bahkan, kamu sendiri pun lebih indah dari orang yang kamu puji-puji," jawab Mas Yusuf.

"Yah kan nggak salah juga mengatakan kebenaran," ucap ku lagi.

"Yasudah, asalkan istri ku ini bahagia. Bagaimana tadi? Kamu ngomong nggak sama Ummi dan Abi?" Tanyanya lagi.

Aku mengangguk "Kami ngomong banyak kok Mas, aku mengajak mereka untuk menginap tapi di tolak karena Abi harus melakukan perjalan bisnis esok hari," jawab ku tenang.

"Jangan kecewa yah? Nanti kalau aku ada waktu in syaa Allah pasti kita jalan-jalan ke rumah mereka untuk mengobati rindu mu," ucapnya lagi.

Hingga kami di kejutkan dengan ketukan pintu kamar, aku sedikit menebak ohiya Bik Yanti memang hari ini menginap karena Ibunya di bawah ke rumah adik bungsunya. Aku lalu berdiri dan membuka pintu.

"Ada apa Bik Yanti?" Tanya ku.

"Ada tamu untuk Tuan Yusuf, sudah saya suruh masuk ke dalam rumah Nyonya," ucapnya lagi.

Aku mengangguk lalu memberi tahu Mas Yusuf, dia langsung turun ke bawah untuk memastikan tamu siapakah yang hendak menemuinya di jam istrahat ini dan tentu saja aku turut mengekor di belakangnya.

"Loh Hasan, udah lama kamu nunggu?" Tanyanya lalu duduk di sebelah lelaki itu.

"Nggak juga kok, Suf malam ini aku menginap di rumah kamu yah? Kunci rumah ku hilang di bawah kabur oleh pencopet beserta tas ku dan setelah menghubungi jasa kunci rumah sepertinya kelarnya besok," ucapnya.

"Oke Nazwa, Hasan akan menginap di rumah ini kamu mau nggak bereskan kamar untuknya?" Tanya Mas Yusuf.

Aku mengangguk dan segera pergi membersihkan kamar untuk Hasan. Hasan, lelaki itu adalah Kakak ku, lelaki yang serahim dengan ku. Rasanya, kesedihan ku kembali hadir mengingat Hasan adalah saudara ku yang tentu saja tidak ia ketahui aku siapa selain istri Mas Yusuf.

Wanita Kedua Suamiku (On Going)Where stories live. Discover now