- 30 -

1.5K 170 26
                                    

Btw jarang-jarang, kan pake playlist. Itu berarti playlist nya berperan penting.
Jangan lupa di play yahh.

😼😼😼

Lantunan musik indie mengalun lembut pada ruangan dengan nuansa aesthetic tersebut, derap langkah yang terdengar samar juga bunyi lonceng dari arah pintu menandakan banyak yang silih berganti keluar masuk, namun tidak membuat kedua remaja di sudut ruang itu terganggu.

Jari telunjuk Aksa tampak sibuk bermain pada bibir cangkir espresso dihadapannya yang baru diicip sedikit, namun manik legam milik Aksa tidak berpaling sedikitpun dari sosok gadis didepannya. Mengabaikan pasang mata yang sekali dua melirik pada sudut ruang, tempat dimana Aksa dan Annisa duduk saling berhadapan.

"Kesini lagi?" Ucap Annisa.

Mengaduk sebentar eskrim dihadapannya, kemudian menyisihkan oreo diatas eskrim tersebut untuk dimakan nanti. Bagian paling enak memang paling pas dinikmati terakhir. Lantas sesuap penuh sendok kecil eskrim berhasil dilahapnya.

Cowok jangkung didepan Annisa hanya tersenyum sambil mengusap belakang lehernya. Di sisi lain merasa bersalah karena tidak bisa membawa Annisa ke tempat yang lebih baik.

"Bosan, yah? Maaf, aku enggak tau tempat yang bagus selain disini,"

Gadis didepannya kemudian terkekeh pelan, memperhatikan ekspresi kikuk Aksa sekali lagi. Lantas pada bagaimana tingkah cowok itu yang selalu terlihat kaku dihadapannya.

"Suka, kok. Sesuatu itu semakin diselami semakin melekat, Aksara. Sama kayak tempat ini, besok-besok tiap kali lewat depan sini mungkin kamu yang pertama kali akan aku ingat, kalo enggak sengaja mampir, pasti tempat di sudut ruang ini yang akan menjadi pilihan pertama, juga, tiap ke caffe manapun, melihat espresso di daftar menu, pasti jari kamu yang hobi berputar dibibir cangkir menjadi pertama kali yang aku ingat, " ujar Annisa, lagi-lagi dengan tatapan yang selalu bisa membuat jantung Aksa berdegup tidak karuan, membuat Aksa tidak bisa menahan untuk tidak ikut tersenyum pada sosok didepannya.

"Lebih bagus lagi kalau tetap dengan orang yang sama, kan?"

Peelahan senyum Aksa memudar, sekejap membuatnya bingung harus menjawab apa. Tapi pada akhirnya, hanya anggukan singkat yang bisa menjawab ucapan Annisa.

"Iya, yah"

Dan Aksa tidak hanya sekedar berucap, di dalam sana ia berharap akan terus melihat sosok didepannya, membersamai, dan menghapuskan warna abu-abu diantara keduanya, menggantinya dengan warna yang lebih jelas. Meskipun Aksa ragu hal itu bisa terwujud.

"Mau jalan-jalan, gak?"

Annisa tampak bingung, "Ini bukannya lagi jalan, yah?"

"Ini duduk, Ichaa. Maksud aku jalan-jalan, ada pasar malam deket sini, kayaknya seru."

"Kamu.. bukannya enggak suka tempat ramai?"

"Kalo sama kamu atmosfernya suka sunyi, seramai apapun itu. Nggak tau kenapa, mungkin karna kamu udah nyuri sepenuhnya atensi aku kali, yah?"

Netra Annisa mengerjap bergerak meliar, menghindari tatapan Aksa yang lagi-lagi berhasil membuatnya salah tingkah. Lagipula, apa-apaan ucapan Aksa tadi? Annisa curiga sebelum menjemputnya cowok itu sudah menamatkan buku 'hack and trick PDKT' yang terus mencuri perhatian Aksa setiap keduanya ke perpustakaan daerah.

Annisa lantas segera berdiri hendak pergi,
"Yaudah, ayok" ucapnya tanpa menoleh pada Aksa, kemudian berlalu lebih dulu keluar dari caffe tersebut. Udara di dalam caffe itu entah bagaimana terasa lebih panas dari sebelumnya.

SILHOUETTE ✅Where stories live. Discover now