- 20 -

1.9K 194 41
                                    

Tepat enam tahun yang lalu, kala vonis itu merebut paksa kehidupan Dika, menghancurkan segala mimpi-mimpi Dika, dan merubah segalanya dalam sekejap. Sejak itu pula sosok Dika penuh dengan kebencian, terhadap takdir Tuhan untuknya, terhadap dunia yang mengekangnya, terhadap sosok yang melahirkannya dalam keadaan cacat seperti ini, terutama terhadap sosok sang saudara kembarnya. Lebih dalam kebenciannya setelah menyadari betapa identiknya ia dan Aksa, semuanya tampak sama, kecuali satu. Fakta bahwa dirinya sekarat.

Lantas ia mulai membenci semua tentang Aksa, kenapa takdir sekejam ini? kenapa harus sosok sempurna seorang Aksa yang disandingkan dengan dirinya yang sekarat. Katakan Dika egois, tapi hidup bersama bom waktu yang bisa merenggut nyawanya kapan saja membuat Dika hidup dalam bayang-bayang kematian dirinya sendiri. Hidup bersama takdir yang tidak pernah bisa ia terima.

Sosok Aksa adalah sumber kebencian terbesar Dika. Melihat Aksa sama saja menerawang banyak mimpinya yang berakhir pupus. Bersama Aksa membuat Dika semakin egois untuk bisa hidup lebih lama, namun bersama Aksa juga menjadi pengingat paling besar betapa lemah dirinya. Katakan Dika jahat, tapi jika bisa, Dika berharap Aksa tidak pernah menjadi bagian dalam hidupnya. Sedalam itu rasa benci Dika untuk Aksa.

Atau mungkin sebenarnya, Dika sedang mencari pelampiasan atas rasa bencinya pada diri sendiri.

Dika mengerjap perlahan. Suara kicau burung membangunkannya, padahal hari belum terlalu pagi, tapi para burung itu sudah ribut saja di balkon kamar Dika. seperti pagi-pagi sebelumnya. Namun tiba-tiba Dika terlonjak dan langsung bangun dengan posisi duduk ketika menyadari satu hal, Dika sempat meringis sejenak saat pergerakannya yang tiba-tiba menciptakan sekilas nyeri di dadanya, namun Dika memilih abai dan langsung beranjak keluar dari kamarnya. 

Langkah Dika terhenti diujung tangga ketika manik legamnya menemukan sosok Aksa sedang berkutat dengan alat masak yang masih saja tidak bisa akrab dengannya. Ada perasaan lega dalam diri Dika menemukan sosok itu baik-baik saja, meskipun aneh dengan perasaannya sendiri, tapi hal itu membuat gemuruh cemas di dadanya perlahan mereda.

"Udah bangun? pas banget sarapannya baru aja selesai."

Tatapan Dika sempat terkunci pada bagaimana senyum sosok itu yang masih terlihat sama seperti hari-hari sebelumnya meskipun tidak bersambut olehnya. Kembali meyakinkan Dika bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Dika tidak menjawab ucapan Aksa, ia justru kembali menuntun langkahnya menuju meja makan lantas mengambil posisi duduk tepat didepan Aksa. Dengan perasaan kikuk Aksa menggeser segelas susu putih dihadapan Dika, diikuti dengan sepiring chicken oregano. Menu sarapan pagi yang baru saja ia pelajari subuh tadi dari seorang koki yang selalu mengunggah resep makanan di kanal youtubenya. 

Dika meneguk sedikit susunya, lantas beralih pada menu sarapan pagi dihadapannya yang terlihat baru. Meskipun awalnya ia tampak ragu, tapi akhirnya Dika melahap sesuap penuh. Sedang dihadapannya Aksa dengan gugup menanti reaksi Dika.

Setelah satu suapan penuh tersebut, sudut bibir Aksa terangkat membentuk senyum simpul meskipun tidak begitu kentara. Dika memang tidak mengucapkan sepatah katapun, namun melihat Dika yang makan dengan tenang membuat Aksa lega terhadap masakannya.

Pandangan Aksa tidak terlepas dari Dika dihadapannya, sesekali Aksa tampak menahan senyumnya, lantas menunduk menahan gejolak bahagia dihatinya agar tidak meledak, meskipun rasa penasaran karena kejadian semalam masih saja terus membayangi Aksa, lebih dari itu ia ingin berterima kasih terhadap mimpi buruk Dika semalam, mungkin itu menjadi alasan bagaimana untuk pertama kalinya setelah 6 tahun berlalu, akhirnya ia bisa menikmati sarapan dengan sang kembaran. Aksa tiba-tiba merasa kenyang hanya dengan mengingat hal itu.

Pagi ini Aksa cukup bahagia. 

*

Seperti yang sudah dijadwalkan, hari ini adalah hari olimpiade sains dilaksanakan. Sesampainya di sekolah, Aksa bisa melihat sekolahnya yang tampak ramai, setiap klub olahraga tampak sedang sibuk dengan latihan mereka, juga siswa yang lalu lalang karena seharian penuh tidak ada proses KBM. Tujuan utama Aksa kini adalah basecamp MIPA, pagi tadi ia sudah dikabari Annisa yang menunggunya disana.

SILHOUETTE ✅Where stories live. Discover now