PRELUDE

10.2K 502 19
                                    

"Surat yang tak pernah sampai"

Ulang tahun ke - 16.

Dika, seperti biasanya. Lagi-lagi aku menulis surat untuk merayakan hari kelahiran kita. Dan dengan alasan yang sama, menumpahkan aksara di kertas putih ini membuatku seolah sedang berbicara denganmu, yah, aku tahu itu mustahil untuk terjadi. Juga meskipun tumpukan surat ini tidak akan pernah kamu baca.

Dika, selamat ulang tahun. Terima kasih karena masih bertahan sampai detik ini, masih ada di bumi yang sama denganku. Meskipun manik kembar kita tidak pernah lagi saling melempar binar, setidaknya dengan fakta bahwa kamu selalu berada disampingku, itu sudah cukup, walaupun dinding kokoh menghalangi ruang kita berdua. Entah dalam artian yang sebenarnya, atau yang tersirat.

Di surat kali ini, aku akan bercerita tentang filosofi nama kita berdua.

Dika, kemarin aku sempat bertanya ke mama, kenapa namaku Aksara dan kenapa nama kamu Dikara. Awalnya aku pikir itu hanya sekedar nama untuk anak kembar, apalagi pengucapannya terlihat mirip. Ternyata tidak. Ada makna dibalik nama kita berdua, dek.

Mama bilang, sejak masih remaja mama sudah berkhayal memiliki anak kembar, sampai papa yang ada keturunan gen kembar melamar mama, tentu saja salah satu alasan mama menerima papa selain karena cinta, juga harapannya untuk memiliki anak kembar akan terwujud. Dan kehadiran kita berdua adalah simbol dari keindahan serta kemuliaan cita dan cinta mama sama papa.

Mama juga bilang, Aksara artinya simbol atau sebuah ungkapan, sedangkan Dikara adalah keindahan dan kemuliaan. Jadi kita harus terus membersamai, harus tetap ada untuk mama dan papa. Tanpa Aksara, Dikara hanyalah sebuah keindahan yang semu, dan tanpa Dikara, Aksara hanyalah simbol yang tidak berarti apa-apa.

Dika, kamu tahu? Filosofi nama kita berdua tidak hanya sekedar makna saja, semua nyata bagiku. Karena tanpa seorang Dikara, Aksara bukan apa-apa, hanya akan menjadi keberadaan yang hampa, yah, mungkin berubah menjadi simbol dari ketiadaan. Jadi Dika, sepenting itu kehadiranmu untukku, andai kamu tahu, dek.

Makanya itu, Dika.
Harapanku tahun ini masih sama, semoga aku bisa menulis surat ini sampai pada angka seratus.
Itu artinya, kamu harus tetap hidup sampai kita berumur seratus tahun.

Mungkin kamu terbiasa tanpa aku, dek. Tapi aku, tanpa kamu di bumi ini sama saja aku mati. Membayangkannya saja rasanya aku ingin mati.

Jadi, bertahan yah.

Aku sayang Dika.
Abang sayang kamu, dek.

Ps. Semoga kelak akan datang waktu dimana kita saling berebut untuk siapa yang mengucapkan selamat ulang tahun lebih dulu.

---

SILHOUETTE ✅Where stories live. Discover now