7. Bukankah itu lebih baik?

57 16 0
                                    

Jumpa lagi kita bah, dasdes aja yu happy reading babee 💘

***

Artha duduk melamun di kursi nya, ia masih duduk sebangku dengan kael karna ia ragu untuk bertukar tempat duduk dengan yang lain, artha kecewa tapi ia ingin mendengar penjelasan kael dulu padahal sebenarnya ia tau bahwa ia tidak berhak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Artha duduk melamun di kursi nya, ia masih duduk sebangku dengan kael karna ia ragu untuk bertukar tempat duduk dengan yang lain, artha kecewa tapi ia ingin mendengar penjelasan kael dulu padahal sebenarnya ia tau bahwa ia tidak berhak.

Artha terus melamun dengan pandangan lurus, ia menatap kosong papan tulis putih didepannya tanpa peduli bising yang ada dikelas.

"Tha" panggilan dan tepukan pada bahu didapat oleh artha, ia menoleh lau tersenyum tipis saat melihat lea duduk disampingnya, ia tau apa maksud lea menghampirinya.

"Tha gue--" ucapan lea terpotong saat artha mengatakan, "gue mau denger penjelasan dari kael sendiri le, please" ucap artha pelan.

"Tapi tha, gue mohon lo jangan salah paham cewek itu bu--" lagi lagi artha menyela ucapan lea, "lea please, gue pengen yang ngomong itu kael bukan lo" lea hanya mengangguk pasrah dengan raut lesunya..

"Gue ngerti lo nggak pengen ada masalah diantara gue sama el kan? Tapi kali ini gue pengen el sendiri yang jelasin ini semua le" jelas artha membuat lea menoleh dan merentangkan tangannya.

"Iya gue tauu, sini peluk" artha segera memeluk sahabatnya itu, yang artha butuhkan memang hanya pelukan dari seseorang.

Terkadang ketika seseorang merasa lelah ia hanya butuh sebuah pelukan, bukan saran, pendapat maupun kata² yang mungkin menenangkan tapi justru tidak ia butuhkan.

"Gue masuk kelas dulu ya tha, nanti ketemu di kantin, babay muachh!" Artha terkekeh melihat tingkah lea.

Tak lama kemudian kael memasuki kelas dan duduk disamping artha, tidak ada obrolan tidak ada bercanda hanya ada hening dan kael membenci hening itu.

"Tha" panggil kael pelan dan dibalas deheman singkat oleh artha.

"Tha please" artha menghela nafas, "kenapa el?" Sahut artha dengan senyum tipisnya membuat rasa bersalah kael semakin meluap luap.

"Hana bohong tha, gue ayah sama bunda udah batalin perjodohan itu, gue nggak suka hana tha, percaya tha sama gue" ujar kael pelan, ia menatap artha sendu.

Artha tersenyum, senyum yang membuat hati kael menghangat.

"Gue percaya apapun itu, tapi gue tetep dukung perjodohan lo kok, karna itu lebih baik kan?

Kael menggeleng tak percaya, "maksudnya apa tha? Apa ucapan lo diparkiran tadi cuma bercanda? Lo juga berharao tentang kita kan tha?" Ujar kael membuat artha menunduk dalam.

"Bukanya lebih baik lo bersama dengan seseorang yang sama seperti lo, seiman misalnya?" Ucapan lirih artha membuat hati kael mencelos.

"Nggak tha please" jawab kael lalu menarik artha kedalam pelukannya, mengabaikan tatapan kagum teman sekelasnya.

ELTHA | Eunoia After Different Where stories live. Discover now