7.Curhatan sang Ravindra

615 51 18
                                    

Happy Reading-!🌻

Taman sekolah

Semilir angin menerpa rambut lebat seseorang yang sedang duduk sendirian dengan tatapan kosong di bangku taman, siapa lagi kalau bukan Ravindra.

Bahkan ia tak sadar, bahwa sudah ada dua kunyuk di belakangnya itu yang sedari tadi memanggil namanya.

"Vin..."

"Woy Vin."

"Heh Ravindra."

Reno dan Raka yang melihat Ravin masih diam tak bergeming, terpaksa mereka berdua harus melakukan ini.

"WOY RAPIN." teriak Reno dan Raka.

Ravin yang sedang bengongpun merasa terkejut dengan teriakan sahabatnya itu.

"Jangan teriak bisa?" ucapnya dengan wajah datar.

"Yee si Ravin, orang salah
lo sendiri kaga nyaut nyaut."

Reno yang mendengar ucapan Raka langsung menyikut lengannya.

"E-eh bukan gitu Vin maksudnya."

"Anu itu, apa si."

"Lo kan lagi bengong, jadi kita terpaksa buat gitu."

"Ya gak Ren?"

"Iye, bener."

Ravin yang sedari tadi mendengar ucapan kedua kunyuk itu hanya menatap sekilas saja, lalu kembali dengan acara tatapan kosongnya.

Reno dan Raka yang melihat itupun hanya bertanya-tanya, ada apa dengan Bos triplek nya ini.

"Ren, gak biasanya si Bos kaya gini."

"Iya, kayaknya ada sesuatu yang disembunyiin dari kita deh."

"Yoaii, lo betul."

Lalu merekapun saling pandang, dan mereka tau, apa yang harus mereka lakukan sekarang, yap menyuruh Ravin untuk mengeluarkan isi hatinya.

"Vin, lo kalo ada masalah cerita."

"Iya Vin, jangan di pendem sendirian, bagi-bagi sama kita."

"Insyaallah kita bakal kasih solusinya ke lo kalau memang masalahnya lumayan rumit."

"Iya, yang di bilang Reno bener, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya."

Ravindra yang mendengar ucapan dari dua kunyuknya itu tersenyum simpul.

"Gue rasa ini waktu yang tepat buat gue cerita semuanya." batinnya.

"Jangan jeda omongan gue, kalo lo mau tau apa yang sedang gue hadapi sekarang."

Reno dan Raka yang mendengar ucapan dari Ravin lantas langsung mengangguk, ia tak mau bos tripleknya itu menyimpan lukanya sendiri tanpa berbagai ke mereka berdua.

Ravin mengambil nafas panjang, lalu berkata.

"Gue dijodohin."

"HAH!!" pekik keduanya.

Ravin yang mendengar teriakan dua kunyuk itu langsung memberi tatapan peringatan pada mereka.

"M-maaf, refleks sumpah."

"Lanjut Vin." ucap Reno.

"Jadi, dulu Papa Mama gue pernah bikin perjanjian sama sahabatnya, ya salah satunya ini, perjodohan."

"Karena mereka udah sepakat, kalau anak mereka nanti berbeda jenis kelamin, maka akan di nikahkan tepat di usia 17 tahun."

"Lo kan udah 18 tahun Vin."

RENDRA || After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang