11.Saatnya Rere tau

509 41 8
                                    

Happy Reading-!🌻

Sesuai yang dibicarakan Aryo pagi tadi, Rere melaksanakan apa yang ia perintahkan untuk tidak tidur terlebih dahulu saat selesai makan malam.

"Ayah mana ya, kok dari tadi ga keliatan."

"Janjinya mau ngomongin sesuatu yang penting."

"Mana udah ngantuk."

Rere menunggu Aryo yang belum juga datang ke ruang keluarga.

Ketika Rere sedang asyik melamun, suara Aryo membuatnya agak terkejut.

"Rere."

"ALLAHUAKBAR BUNDA..."

Aryo yang mendengar suara toak Rere keluar memberinya tatapan peringatan.

"Hehe sorry Yah, kelepasan, abisnya tadi ngangetin."

"Suruh siapa melamun."

"Yee atuh dari tadi gak datang-datang."

Keheningan menyelimuti mereka bertiga, beberapa saat kemudian, suara sang kepala keluarga terdengar.

"Rere, Ayah mau ngomong sama kamu."

"Ada apa Yah?"

"Dulu, Ayah sama Bunda pernah bikin perjanjian dengan teman kami."

Rere mengerutkan keningnya, ia bingung.

"Hubungannya sama Rere apa?"

Aryo dan Liliy saling melirik, Liliy mengangguk.

"Ayah mau kamu menikah dengan anak dari sahabat Ayah."

"Rere, kali ini Bunda minta sesuatu sama Rere, bisa?"

"Tapi apa Bunda?" ujarnya sambil mengerutkan keningnya.

"Bunda mau kamu terima perjodohan ini."

Rere diam tak bergeming, menikah? Di usia yang terbilang muda? Apa kata orang nanti?

"Rere masih terlalu muda untuk menikah dan Rere belum bisa menerima orang baru Yah."

"Reee, dengerin Bunda, sudah saatnya kamu melupakan masalalu kamu, dan memulai dengan yang baru, ini sudah saatnya nak." ujar Liliy sambil mengelus kepala putrinya itu.

"Menikah muda itu tidak ada salahnya Re, ini demi kebaikan kamu juga."

"Kasih Rere waktu."

Rere diam, lalu ia bangkit dari kursinya.

"Ayah harap keputusan kamu tidak membuat kami kecewa."

Rere yang baru menaiki tangga, mendengar ucapan Aryo.

"Maaf, aku belum bisa jadi anak yang baik untuk kalian." batinnya.

Rerepun menaiki tangga dengan terburu-buru.

Setelah sampai di kamar, ia langsung  merebahkan dirinya dengan pandangan menuju langit-langit kamar.

"Kecewa."

"Satu kata, beribu makna."

"Rere bingung harus apa, memang udah saatnya?"

"Tapi, mengapa secepat ini, satu tahun Rere belajar untuk lupakan dan ikhlaskan kamu, tapi gak bisa."

"Bunda bilang jangan dipaksa, apa aku tolak?"

Rere tak sadar, sedari tadi ada Ata yang sedang berdiri di pintu kamar nya mendengarkan apa yang Rere katakan.

"Jangan buat Ayah sama Bunda malu."

"Jangan egois Re."

Rere yang mendengar segera menghapus air matanya dan melihat ke sekeliling kamar, tepat di depan pintu ia melihat Ata yang sedang berdiri dengan mata berkaca-kaca.

RENDRA || After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang