12.Wacana

476 38 6
                                    

Happy Reading-!🌻

Ceklek

Pintu kamar terbuka menampilkan sosok seorang gadis yang masih pulas tertidur enggan untuk bangkit dari kasur.

"Bener nih, ada yang ga beres."

Bunda memeriksa suhu badan Rere yang ternyata lumayan naik.

"Pantesan ga bangun-bangun, sakit toh." gumam Liliy.

Iapun segera mengecek berapa suhu tubuh putrinya itu.

"Astaghfirullah 40 derajat."

Liliy turun ke bawah membuatkan bubur untuk sarapan Rere.

"Re..."

"Rere..."

"Bangun dulu yu sayang, ganti baju habis itu sarapan dulu, lalu minum obat."

"Shhh dingin Bun."

"Aduh-aduh, kesayangan Bunda kok ngeluh, ayo cuman sebentar, Bunda udah bikin bubur loh itu, masa kamu gak makan."

"Makanya ayo ganti baju dulu, maafin Bunda ya, udah nyiprat-nyiprat kamu."

"Gapapa Bun, wajar aja."

Rere bangkit dari tempat tidur lalu menuju lemari pakaian untuk mengambil pakaian yang agak tebal, sementara itu Liliy sedang memeriksa kotak P3K apakah masih ada obat untuk menurunkan demam atau tidak.

Selesai mengganti pakaian, Rere mengambil benda pipih yang ada di bawah bantal.

Tujuannya saat ini ialah menghubungi Citra.

Citraaa

Cit,tolong izinin gue ya
7:12

Lah,lo kenapa?
tumben izin
7:12

Gue demam Cit
7:13

HAH DEMAM?!!?
7:13

Demi apazi,seorang
Reresha bisa sakit
7:13

Ya bisalah
7:14

Gws patner ghibah ku
7:14

Thanks Cit
7:14

Pulang sekolah gue

ke rumah lo ya Re
7:14

N

anti kirimin srlk nya
ya Re
7:15

Oke,w tunggu ya
7:15

Sip sip
7:15

"Kok pusing ya?" gumam Rere.

"Eh udah ganti bajunya nak?"

"Udah kok Bun."

"Ayo makan dulu."

"Aaaaaaaaaa, buka mulutnya."

"Hap, pintar."

"Udah Bun, Rere mual."

"Satu suap lagi deh ayo, habis itu minum obat."

"Gak bisa Bun."

"Yasudah minum obatnya."

Rere menggeleng.

RENDRA || After MarriedWhere stories live. Discover now