42.Apart Ravin

42 4 0
                                    

Happy Reading-!🌻

Kini semuanya sudah berdiri di teras rumah, untuk mengantar kepindahan Rere ke Apartment Ravin.

"Baik-baik disana, nurut sama Ravin. Karna ridho seorang istri, selalu ada pada ridho seorang suami." ujar Liliy yang sambil memeluk putrinya.

"Rere akan terus berusaha Bun, bantu Rere lewat doa juga ya."

Aryo menghampiri Liliy dan Rere, lalu memeluk kedua bidadari surganya itu. "Tenang, doa kita selalu merestui."

Rere terkekeh. "Makin sayang deh."

"Tumben ga nangis, biasanya juga mau nangis-nangis kalau ditinggal Bunda sama Ayah." celetuk Ata yang merangkul Rere.

"Air mata Rere udah habis dari kemarin-kamarin, sorry. Belum ngisi air mata lagi." desisnya sambil melepaskan rangkulan Ata.

"Sini deh, Abang bisikin sesuatu." ucap Ata yang menarik ujung kerudunng Rere.

"Ck! Apa sih!"

Ata memperhatikan sekitar, dirasa semuanya telah sibuk mengobrol termasuk Ravin, Ia mulai mendekatkan kepalanya di bahu Rere.

"Waspada sama Ravin, nanti kan lo disana cuman berdua sama dia. Bisa-bisa nanti lo balik disana langsung dimakan." bisiknya.

Rere menatap Ata heran. "Lo kira suami gue kanibal gitu Bang? Gawaras parah nih!"

Ata menggelengkan kepalanya, frustasi sendiri Ia memberi tahu soal itu pada Rere.

"Otak adek gue bersih banget kayaknya." lirih Ata.

"Kenapa sih! Gajelas banget."

"Yaudah, nanti juga faham sendiri deh. Cuman ngingetin aja Abang mah Re." ujarnya sambil menoel pipi gembul Rere.

Rere memukul pundak Ata. "Ga Ravin ga Abang sama aja! Udah dong toel-toel nya, nanti pipi Rere iritasi!"

Ravin yang merasa namanya disebut, menghampiri Rere. "Kenapa? Kamu manggil aku?"

Rere menggeleng cepat sambil menyilangkan tangannya. "Bang Ata tuh jail, biasalah."

"Bang, pamit ya. Izin bawa Rere." ujarnya sambil menjabat tangan Ata.

"Bawa, udah jadi tanggung jawab lo. Beri dia kasih sayang lebih banyak daripada gue, Bunda, Ayah, jangan bikin dia nangis. Sekalinya lo bikin dia nangis dan dia minta pulang, anterin dia baik-baik kembali kesini."

"Thanks Bang, gue selalu berusaha kalau soal itu." ucap Ravin sungguh-sungguh.

Ata melirik Rere. "Gih sana pergi, bukan ngusir loh ya gue. Takut keburu siang aja, Panas."

"Iya Vin, bawa sekarang aja. Makin siang gaenak cuacanya." papar Oma Rina sambil mencium kening Rere.

Rere terkekeh sambil mencium punggung tangan Oma. "Hehe, terimakasih Oma. Rere malu deh dicium Oma."

"Udah sana berangkat, udah cukup pamitannya. Nanti pasti di apart sibuk beresin barang." ujar Aron.

"Bi Nami udah Mama telfon, dia udah ada disana. Siap bantuin cenah."

Rere mengangguk, Ia sudah tau Bi Nami siapa. Sebab Ravinlah waktu itu yang memberitahunya.

"Yaudah deh kalau mau berangkat sekarang, Rere ke dapur dulu bentar."

"Dih ngapain kedalem lagi. Udah diusir juga." celetuk Ata.

"Geblek si Ata!" gumamnya.

"Bunda juga nanti usir kamu kalau udah nikah, biar Bunda bisa bebas berdua sama Ayah." ujar Liliy sambil merangkul suaminya.

RENDRA || After MarriedWhere stories live. Discover now