Bag 8

221K 30.1K 1.6K
                                    

Selamat membaca 🙇

¥¥¥¥¥¥¥¥¥

Lelah.

Itulah kata yang cocok untuk  menggambarkan keadaan Hera kali ini. Kaki dan tangannya padahal masih sangat susah digerakkan. Namun, Silas tetap menyuruh Hera untuk melakukan pekerjaan.

Tugas pertama Hera hari ini adalah membersihkan kandang kuda milik Silas. Yang baunya membuat Hera ingin muntah sendiri. Tapi, dia juga harus tetap pasrah mengerjakannya, takut Silas yang jahat itu akan menyiksanya.

"Kudanya saja bringas begini, apalagi pemiliknya." Gumam Hera, menatap kuda besar berwarna hitam mengkilap milik Silas, yang tampak sangat gagah berani.

"Huh, okay. Kuda milik Silas jahanam, Ijinkan aku membersihkan kandang mu yang menjijikkan ini." Ucap Hera dengan tangan membawa serok dan ember. Berjalan masuk ke kandang dengan menutup hidungnya. Dan menyerok kotoran kuda itu cepat-cepat.

Saat ada pelayan yang melewatinya, Hera akan langsung tersenyum lebar menyapanya. Itu karena, ia tidak suka dianggap lemah oleh orang-orang.

"Semangat nona Darla!" Teriak pelayan muda yang melihatnya, Hera balas tersenyum, dan mengacungkan jempolnya.

"Tenang saja aku kuat, aku hebat." Balas Hera, kembali membersihkan kandang. Kuda hitam di sampingnya tampak diam saja dan sesekali memakan rumput hijau di depannya. Hera bersyukur karena dia tidak mengamuk, atau bahkan menendang Hera seperti di film-film.

Setelah hampir dua jam, akhirnya Hera selesai dengan pekerjaan nya. Lalu mencuci tangan dan membasuh wajahnya dengan air, yang tentunya  harus dia pompa sendiri agar airnya dapat mengalir.

Hera menghembuskan nafasnya, melangkah ke arah bawah pohon yang terdapat kursi kayu panjang dan duduk di sana dengan tenang. Sesekali memijat tangan nya yang terasa pegal.

Di kehidupan nyata bahkan dia tidak pernah melakukan pekerjaan berat, mungkin bisa dikatakan Hera adalah golongan anak rebahan, yang malas. Kerjaannya hanya makan dan bermain hp.

Hera melihat ke awan di atas sana. "Ya Tuhan, takdir macam apa yang kau berikan padaku?!"

"Wah, siapa nona manis ini?" Tangan Hera langsung diambil seorang laki-laki dan di kecupnya dengan cepat.

Cup

"Eh, tanganku bau taiiiii!" Heboh Hera, langsung menyimpan tangannya ke belakang, kaget.

Di depan nya, berdiri seorang pria muda yang menatapnya dengan senyuman manis, membuat Hera langsung meleleh dibuatnya. Kepalanya menggeleng, dia belum mengenal pria di depannya ini, yang main comot tangannya saja.

Kurang ajar!

"Apa itu tai?"

Hera menghela napas, memejamkan matanya.

Kenapa manusia bodoh ini malah bertanya?!

"Tidak, lupakan saja itu." Jawab Hera, lalu pria itu ikut duduk di sampingnya.

"Ngomong-ngomong siapa kau? Aku baru melihat mu disini." Tanya Hera, memandang wajah pria di sampingnya yang tengah tersenyum tidak jelas.

"Perkenalkan, aku Jake Mathias, adik pemilik rumah ini." Hera balas mengangguk-angguk mengerti.

Ternyata Silas punya adik.

Jake menatap nya dengan wajah meneliti. "Lalu siapa nona cantik ini?"

"Ah aku? Aku He--Darla, gadis yang tersesat di kerajaan ini." Jawab Hera, untung saja dia tidak ke keceplosan menyebutkan nama aslinya.

"Tersesat? Memangnya kau berasal dari mana?" Tanya Jake lagi, bergeser ke Hera penasaran.

The Villainess (End)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora