Bag 10

215K 31.6K 1.5K
                                    

Selamat membaca teman-teman

¥¥¥¥¥

      Ini sudah hari ke sepuluh Hera di kediaman Silas. Kali ini dia sedang duduk di taman belakang yang memang sepi dan tidak ada penjaga sama sekali. Itu semua dia lakukan untuk menghindari Silas yang terus memerintahkannya untuk melakukan hal konyol.

Misalnya kemarin, Hera disuruh untuk menghitung kawanan angsa yang sedang berenang. Lalu menggulung tumpukan kertas, yang ternyata akhirnya dibakar.

Dan hari berikutnya, Hera disuruh memanjat pohon untuk mengambil apel, sampai akhirnya dia terjatuh. Namun apalah daya, Silas tidak menolongnya sama sekali. Dia bahkan hanya diam sembari mengejeknya lemah.

"Huah. Kapan ada pangeran berkuda datang menjemput ku?" Hera menatap pepohonan rimbun di depannya.

"Terlalu lama di sini juga tidak baik, aku bisa saja ditikam jika ketahuan kalau sebenarnya aku Hera Hermione

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Terlalu lama di sini juga tidak baik, aku bisa saja ditikam jika ketahuan kalau sebenarnya aku Hera Hermione. Tunggu dulu, apakah ini sudah mendekati hari itu? hari dimana Silas bertemu dengan Amanda?" Hera menutup mulutnya.

"Astaga, aku harus cepat-cepat kabur, Amanda dan Argus pasti akan bertemu Silas di kerajaan ini!"

Di novel diceritakan, bahwa Silas mengetahui Argus dan Amanda sudah bertunangan saat kunjungan kerja sama Argus ke kerajaan Seatland. Dia mengenalkan Amanda pada Silas bahwa Amanda adalah tunangannya. Disitulah awal mula hubungan mereka renggang, yang semulanya sahabat berubah menjadi musuh.

"Sungguh rumit cinta para pangeran di sini, dan kenapa Silas tidak melupakan Amanda saja lalu mencari wanita lain. Dia bahkan sangat tampan, astaga tidak-tidak Silas sangat jelek dan temperamental."

"Hahaha ya ampun, makanya dia tidak ada kekasih sama sekali." Hera terkekeh, membayangkan wajah Silas yang biasanya terlihat konyol jika sedang memarahinya.

"DARLA!!" Hera menoleh ke arah suara panggilan itu. Terlihat Adelia yang sedang berlari ke arahnya.

"Hei, kau dari mana saja? Semua orang mencarimu." Tanya Adelia dengan nafas ngos-ngosan.

"Huh, kenapa aku di cari?" Tanya Hera bingung.

"Pangeran Silas sakit tidak ada yang berani masuk ke kamarnya." Hera mengernyit heran.

"Lalu? Apa hubungannya denganku?"

Adelia memutar bola matanya. "Kau kan orang yang berani pada pangeran, dia pasti akan menurut padamu." Ujar Adelia.

Hera menggeleng cepat. "Tidak, aku tidak mau. Aku juga takut padanya, pokoknya aku tidak mau mati dalam waktu dekat ini!"

Adelia yang tidak sabaran langsung menarik tangan Hera kuat. Hera juga tetap diam di tempatnya, berusaha mempertahankan posisinya.

The Villainess (End)Where stories live. Discover now